Inovasi Desa Kelawi, Sukses Budidaya Alpukat Sipit untuk Ekonomi Hijau -->

Iklan Atas

Inovasi Desa Kelawi, Sukses Budidaya Alpukat Sipit untuk Ekonomi Hijau

Rabu, 07 Agustus 2024

Inovasi dari Desa Kelawi Lampung Selatan.


Jakarta - Ekonomi hijau dapat dimulai dari desa-desa di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh masyarakat Desa Kelawi di Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan.


Wilayah ini tidak hanya terkenal karena keindahan pariwisatanya, tetapi juga unggul dalam bidang agrowisata.


Melalui inovasi pertanian, mereka berhasil menciptakan varietas alpukat baru yang dikenal sebagai Alpukat Sipit Kelawi, yang telah memperoleh hak paten dan sertifikasi.


Alpukat Sipit Kelawi telah dibudidayakan selama 15 tahun oleh Syahbana, seorang petani sekaligus ketua kelompok tani di Desa Kelawi. Varietas ini adalah hasil turunan dari varietas alpukat lainnya.


Dengan lahan seluas 3 hektar, Syahbana mampu menghasilkan lebih dari 60 ton alpukat dalam satu musim dari 25 jenis alpukat yang ditanamnya. Keberhasilan ini juga didukung oleh peran BUMDes Kelawi dalam memperkenalkan dan mendistribusikan alpukat tersebut ke masyarakat luas.


Keunggulan alpukat asli Kelawi ini terletak pada dagingnya yang tebal serta rasanya yang manis, legit, dan pulen dibandingkan dengan varietas lainnya. Alpukat Sipit Kelawi dijual dengan harga mencapai Rp20.000 per kilogram.


Syahbana mengakui bahwa hasil panen Alpukat Sipit Kelawi sangat menguntungkan dan memberikan nilai ekonomi lebih bagi keluarganya. Selain itu, pohon alpukat ini cenderung cepat berbuah, hanya membutuhkan waktu kurang dari 2 tahun sejak bibit ditanam.


Berdasarkan berbagai keunggulan tersebut, Syahbana berinisiatif membuat program setiap rumah menanam pohon alpukat Sipit Kelawi. Hingga saat ini, dengan bantuan karang taruna, ia telah membagikan 800 bibit alpukat kepada warga Desa Kelawi.


Syahbana berharap alpukat ini dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Kelawi, sehingga dengan memanfaatkan potensi desa, alpukat asli Kelawi yang memiliki nilai jual tinggi dapat memberikan keuntungan bagi warga.


"Di desa kami memang ada program satu kepala keluarga menanam dua pohon alpukat Sipit Kelawi. Supaya masyarakat juga tahu terkait nilai jual alpukat itu sendiri," ujar Syahbana.


Saat ini, Syahbana bersama BUMDes Kelawi masih mencari cara untuk memenuhi kebutuhan produksi alpukat Sipit Kelawi. Selain mengajak masyarakat untuk menanam, mereka juga tengah meneliti agar jenis alpukat ini dapat dipanen lebih dari tiga kali dalam setahun.


Sementara itu, Rian, pengurus BUMDes, menyadari potensi ekonomi dari alpukat bagi masyarakat desa. Dengan program satu kepala keluarga dua pohon alpukat, harapannya wisatawan dapat dengan mudah menikmati alpukat asli dari desanya.


"Ketika nanti wisatawan berkunjung ke Kelawi bisa melihat pohon-pohon alpukat di halaman rumah, dan nanti saat berbuah kita yang ambil dan dijual kepada wisatawan," kata Rian menambahkan.


Upaya BUMDes Kelawi bersama warganya dalam mengembangkan potensi dan inovasi melalui program penanaman alpukat dan bank sampah telah membuahkan hasil yang manis. Selain meningkatkan ekonomi, keberhasilan ini juga membuat Desa Kelawi dianugerahi penghargaan sebagai Desa Hijau dalam Program Desa BRILiaN Hijau 2023.(BY)