![]() |
ilustrasi |
Jakarta- Penelitian terbaru mengungkap alasan mengapa suhu permukaan Matahari lebih rendah dibandingkan dengan atmosfernya, yang dikenal sebagai korona. Perbedaan suhu antara permukaan Matahari dan korona telah menjadi misteri yang diteliti oleh para ahli astrofisika selama bertahun-tahun.
Pada tahun 1942, ilmuwan Swedia Hannes Alfvén mengajukan teori bahwa gelombang magnetis plasma dapat mengangkut energi dari interior Matahari ke korona melalui medan magnet, sebelum akhirnya meledak dengan panas di atmosfer atas.
Dalam penelitian terbarunya, Syed Ayaz dari Universitas Alabama menyatakan bahwa sifat sangat panas korona mungkin disebabkan oleh perilaku gelombang skala kecil dalam plasma. Gelombang yang dikenal sebagai 'gelombang kinetik Alfvén' (KAWs) merupakan getaran medan magnet yang dihasilkan oleh gerakan di fotosfer Matahari.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Ayaz berpendapat bahwa KAWs menyebar dan memanaskan korona. Dengan demikian, gelombang ini berfungsi sebagai mekanisme penting, meskipun skala kecil, dalam mentransfer energi dalam plasma Matahari.
Menurut Ayaz, fenomena ini dapat menjelaskan mengapa perbedaan suhu di permukaan Matahari dapat mencapai 5.500 derajat Celsius, sementara suhu di korona mencapai 1,1 juta derajat Celsius.
"Selama beberapa dekade, gelombang Alfvén telah terbukti menjadi mekanisme terbaik dalam mengangkut energi dari satu lokasi ke lokasi lain," kata Ayaz baru-baru ini seperti dilansir dari Space.com.
Ayaz dan timnya mempelajari pengaruh KAW pada plasma yang mengalir hingga ketinggian 10 kali radius Matahari.
"Pada jarak tersebut, ketika gelombang berinteraksi dengan plasma yang mengalir di Matahari, yang kaya dengan ion—atom yang kehilangan elektronnya—gelombang tersebut dengan cepat menghilang, mentransfer energinya ke partikel plasma dalam bentuk pemanasan," tambah Ayaz.
Hasil penelitian Ayaz dan tim dipublikasikan dalam The Astrophysical Journal minggu ini.
Matahari sebagian besar terdiri dari plasma, yaitu gas terionisasi yang membawa muatan listrik. Pergerakan plasma di zona konveksi—bagian atas interior Matahari—menghasilkan arus listrik yang sangat besar dan medan magnet yang kuat. Medan magnet ini kemudian ditarik dari interior Matahari secara konveksi dan muncul di permukaan sebagai bintik-bintik Matahari gelap, yang merupakan kumpulan medan magnet yang dapat membentuk berbagai struktur magnet di atmosfer Matahari.(des)