Ribuan Warga Israel Demo Tuntut Kesepakatan Pertukaran Tawanan -->

Iklan Atas

Ribuan Warga Israel Demo Tuntut Kesepakatan Pertukaran Tawanan

Senin, 19 Agustus 2024

Ribuan warga Israel gelar unjuk rasa tuntut kesepakatan pertukaran tawanan-sandera dengan Hamas dan pemilu awal untuk gulingkan Benjamin Netanyahu. 


Jakarta – Pada hari Sabtu (17/8), ribuan warga Israel mengadakan aksi protes di jalanan, menuntut kesepakatan pertukaran tawanan-sandera dengan faksi-faksi Palestina di Gaza.


Menurut laporan dari lembaga penyiaran publik Israel, KAN, puluhan ribu demonstran berkumpul di Kaplan Square, pusat kota Tel Aviv, untuk mendesak pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera menyelesaikan kesepakatan tersebut. 


Dilaporkan oleh Anadolu, para pengunjuk rasa mengancam akan meningkatkan intensitas aksi mereka jika kesepakatan tidak tercapai dalam waktu seminggu. Mereka juga menuntut Netanyahu yang dianggap mengabaikan keselamatan sandera di Gaza.


Harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa "ribuan orang juga berdemonstrasi di Haifa dan berbagai lokasi lain di seluruh negeri, menyerukan kesepakatan pertukaran sandera, gencatan senjata, dan pemilihan umum lebih awal untuk menggulingkan pemerintahan Netanyahu."


Keluarga sandera Israel sebelumnya menyatakan bahwa Netanyahu menggagalkan kesepakatan dengan menetapkan syarat baru. Tim perunding Israel mengungkapkan pada hari Sabtu (17/8) bahwa ada "optimisme hati-hati" mengenai kemungkinan kelanjutan kesepakatan tersebut.


Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar telah mengajukan proposal baru kepada Israel dan Hamas untuk menutupi celah yang ada demi mempercepat implementasi kesepakatan. Diskusi yang dilakukan di Doha, Qatar, selama dua hari digambarkan sebagai "serius dan konstruktif."


Proposal baru ini dikatakan sesuai dengan prinsip-prinsip rencana gencatan senjata tiga fase yang disampaikan oleh Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei 2024, serta dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735.


Israel telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutal yang berlangsung di Gaza sejak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh Hamas. Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 40.000 warga Palestina tewas dan melukai lebih dari 92.400 orang. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. 


Setelah lebih dari 10 bulan, Gaza hancur akibat serangan dan blokade yang melumpuhkan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel kini dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan Israel untuk menghentikan operasi militernya di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan sebelum diserang pada 6 Mei 2024. (des)