Tugu Apeksi, Magnet Ekonomi Baru di Padang -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Tugu Apeksi, Magnet Ekonomi Baru di Padang

Sabtu, 10 Agustus 2024

Tugu Apeksi. 



Padang – Ternyata, sebuah tugu yang didirikan untuk memperingati Rakernas Apeksi pada tahun 2022 kini menjadi daya tarik ekonomi baru bagi masyarakat setempat.


Tugu Apeksi, yang terletak di kawasan Balai Kota Padang, tidak hanya sekadar tugu, tetapi juga berfungsi sebagai pusat kuliner dan tempat kegiatan masyarakat yang ramai.


Iyet, seorang pedagang kacang rebus, mengaku bahwa pendapatannya meningkat pesat sejak berjualan di sekitar Tugu Apeksi. 


“Dulu saya hanya petani. Sekarang, berkat Tugu Apeksi, saya bisa memiliki penghasilan tetap setiap hari,” ujarnya.


Ia menceritakan bahwa sejak menjadi pedagang di area Tugu Apeksi, penghasilan minimumnya mencapai Rp150 ribu per hari. 


Pendapatan tersebut sangat membantunya memenuhi kebutuhan keluarga, selain bergantung pada hasil pertanian.


“Menjadi petani itu pendapatannya tidak tetap, hanya saat musim tanam dan panen. Sementara berdagang, rata-rata saya bisa bawa pulang Rp150 ribu per hari,” tuturnya.


Hal yang serupa juga dirasakan oleh Adrizal, penjual bakso dan tahu bakar. “Tugu Apeksi ini benar-benar mengubah hidup saya. Dulu saya hanya seorang buruh angkat. Sekarang, saya bisa memiliki usaha sendiri dan menghidupi keluarga,” ungkapnya.


Adrizal menilai ide dan inisiatif Wali Kota Padang periode 2021-2024, Hendri Septa, yang mendirikan Tugu Apeksi di kawasan Balai Kota sangat patut untuk diapresiasi. 


Sebelumnya, kawasan Aia Pacah tergolong minim tempat untuk berjualan bagi pedagang kaki lima (PKL). 


“Dulu, kawasan ini adalah terminal. Ekonomi berputar. Sekarang, meskipun terminal sudah tidak ada lagi, dengan adanya Tugu Apeksi sebagai lokasi rekreasi, ekonomi mulai bangkit kembali,” jelasnya.


“Ide seperti ini (Tugu Apeksi) perlu terus dikembangkan agar memberikan manfaat lebih bagi masyarakat,” tambahnya.


Salah seorang pengunjung, Rini, menyatakan bahwa ia sangat senang duduk santai dan berkumpul bersama teman-temannya. Tempatnya nyaman, tenang, dan mudah diakses.


“Lampu-lampu di Tugu Apeksi terlihat indah saat malam hari. Saya senang berada di sini dan membeli makanan serta minuman untuk bersantai, karena banyak pedagang yang menjajakan dagangannya,” ujarnya.


Ia mengaku sering datang ke Tugu Apeksi bersama teman-temannya. Selama di sana, tidak ada pihak yang mengganggu, dan parkir kendaraan pun gratis.


“Saya tinggal kos di dekat Aie Pacah. Setelah kuliah, saya sering ke Tugu Apeksi untuk melepas penat,” kata Rini, seorang mahasiswa UBH.


Lalu, bagaimana sejarah Tugu Apeksi ini?


Tugu Apeksi dibangun di kompleks Perkantoran Balai Kota Padang dan diresmikan pada 8 Agustus 2022. Keberadaan Tugu Apeksi menandai pelaksanaan Rakernas Apeksi ke-15 di Padang.


Ketua Dewan Apeksi pada saat itu, Bima Arya, menyebutkan bahwa Tugu Apeksi menjadi bagian dari sejarah Indonesia, karena merupakan satu-satunya tugu serupa di negara ini.


Bima menambahkan, Tugu Apeksi juga merupakan simbol pemersatu kota-kota di Indonesia dalam bingkai Apeksi, dan nama wali kota serta daerahnya terukir di tugu tersebut.


“Sejarah baru bagi Apeksi dan semua kota di Indonesia tercatat dengan jelas di Tugu Apeksi,” ujarnya.


Bentuk tugu ini unik, dengan 15 lonjong yang muncul dari setiap sisi. Selain itu, terdapat empat sisi yang mewakili empat pilar nilai kebangsaan, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. (des)