ilustrasi |
Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menekankan bahwa pasien yang terinfeksi Monkeypox (Mpox) atau cacar monyet tetap memerlukan perawatan medis, baik untuk gejala ringan maupun berat.
Perawatan ini meliputi penanganan gejala dan penggunaan antivirus untuk mengurangi dampak penyakit. Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, menjelaskan bahwa meskipun beberapa kasus Mpox hanya menunjukkan gejala ringan, mereka yang memiliki kekebalan tubuh lemah mungkin mengalami gejala yang lebih parah dan memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan.
Syahril merespons informasi di media sosial yang menyatakan bahwa Mpox tidak memerlukan pengobatan karena tidak ada obatnya. Beberapa narasi juga menyarankan bahwa pasien cukup tidur dan meningkatkan konsumsi protein hewani.
“Pola makan yang baik, istirahat yang cukup, dan olahraga teratur memang penting untuk kesehatan. Namun, pengobatan untuk Mpox tetap diperlukan karena virus ini memiliki masa inkubasi hingga 21 hari,” jelas Syahril pada Sabtu (14/9/2024).
Selama masa inkubasi, pasien bisa mengalami gejala seperti ruam atau lesi kulit yang mengering dan mengelupas. Gejala seperti demam tinggi dan sakit kepala juga bisa muncul dan memerlukan obat simptomatik.
Obat simptomatik digunakan untuk meredakan gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan ruam kulit. Ruam biasanya muncul satu hingga tiga hari setelah demam, berkembang menjadi lepuh, dan akhirnya mengering serta mengelupas. Pengobatan ini membantu meringankan gejala selama proses penyembuhan.
Syahril menambahkan bahwa ada antivirus yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Mpox, seperti tecovirimat, cidofovir, dan brincidofovir. Antivirus ini diberikan setelah konsultasi dengan dokter, yang akan menilai kondisi pasien dan tingkat keparahan gejala.
“Pengobatan khusus diperlukan untuk setiap gejala. Antivirus tersedia dan dapat diberikan sesuai rekomendasi dokter. Jika antivirus tidak diperlukan, obat simptomatik tetap dapat membantu mencegah kondisi pasien memburuk,” lanjut Syahril.
Dia juga menekankan pentingnya segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala Mpox. Ini penting untuk memastikan apakah gejala tersebut disebabkan oleh Mpox atau penyakit lain, serta untuk melakukan isolasi jika pasien terbukti positif.
“Jika gejala muncul, belum tentu itu Mpox. Penting untuk melakukan isolasi jika positif agar mencegah penularan lebih lanjut,” tutup Syahril. (des)