. |
Kegiatan yang digelar setiap tahun ini merupakan upaya menjawab tantangan dunia kerja global yang semakin ketat yang bertujuan mempersiapkan generasi muda, khususnya mahasiswa, menghadapi revolusi industri 4.0 yang mendisrupsi berbagai sektor pekerjaan.
Pada forum yang tahun ini mengusung tema “Ready, Set, Work! Lulus Kuliah Kerja Apa?”, Wakil Rektor I UNP, Dr. Refnaldi, S.Pd, M.Litt, dalam sambutannya mengatakan bahwa Youth Forum ini merupakan wadah penting untuk mempertemukan mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Padang guna saling berbagi pengetahuan. “Tantangan dan peluang bagi pemuda sangat dinamis, terutama dalam menghadapi kemajuan teknologi dan dunia kerja,” jelas Refnaldi.
Ia juga menambahkan, beberapa negara seperti Jepang, Korea, dan Singapura kini mengalami krisis penduduk produktif. “Angka kelahiran di sana menurun, dan ini adalah peluang bagi Indonesia yang memiliki populasi usia produktif cukup tinggi. Namun, untuk merebut peluang kerja dengan spesifikasi tinggi di luar negeri, tenaga kerja Indonesia harus memiliki kompetensi yang mumpuni sejak bangku kuliah.”
Sementara itu, Kepala Stasiun VOI, Drs. Soleman Yusuf, MM., menekankan urgensi bagi mahasiswa untuk lebih siap memasuki dunia kerja yang semakin kompetitif. Menurutnya, tema tersebut disesuaikan dengan perkembangan terkini, di mana teknologi dan pekerjaan digital terus berkembang pesat.
“Ini alarm bagi para mahasiswa. Dunia kerja berubah cepat, dan kami di VOI ingin membuka mata mereka untuk melihat peluang-peluang baru di era revolusi industri 4.0,” ujar Soleman. “Cita-cita tradisional seperti pilot, polisi, atau guru, kini disandingkan dengan pekerjaan baru seperti konten kreator, digital marketer, dan digital analyst.”
Soleman menekankan bahwa mahasiswa dari generasi Z (Gen Z) harus mulai menyiapkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman, terutama di tengah persaingan kerja yang tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di tingkat global. Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), lanjutnya, peluang kerja di Indonesia bisa direbut oleh tenaga kerja asing. “Warga negara asing yang belajar Bahasa Indonesia di luar negeri juga berebut peluang kerja di sini. Ini alarm bagi kita untuk bersiap bersaing,” tegasnya.
Pada Youth Forum ke-8 ini, lebih dari seratus peserta dari berbagai universitas di Padang, termasuk Universitas Andalas, Universitas Islam Negeri Imam Bonjol, Universitas Ekasakti, dan Universitas Bung Hatta, dan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat berkumpul di UNP. Acara ini diisi dengan gelar wicara yang menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, seperti Ahmad Hafizd (Talenthub), Andrean Alberto (CEO Naktaraso), dan Dr. Mira Hasti Hasmira, S.H., M.Si. (Dosen Ilmu Komunikasi UNP). Kegiatan ini semakin semarak dengan penampilan seni tradisional dan kreasi mahasiswa.
Melalui diskusi interaktif, para narasumber memberikan wawasan berharga terkait peluang dan tantangan yang dihadapi Gen Z dalam dunia kerja. Mereka menekankan pentingnya keterampilan adaptif di era disrupsi teknologi serta kesiapan mental menghadapi persaingan global yang semakin ketat.
Dalam suasana penuh antusiasme, Youth Forum VOI berhasil membangun kesadaran baru bagi para mahasiswa. Acara ini tidak hanya memotivasi, tetapi juga memperkaya wawasan mereka tentang pentingnya menyiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja dengan bekal keterampilan yang relevan.
Di tengah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam membuka lapangan kerja baru, para mahasiswa kini diingatkan: masa depan dunia kerja ada di tangan mereka, dan kesiapan adalah kunci untuk bersaing di era global.
Nampak hadir dalam acara ini Sekretaris Universitas UNP, Kepala LP3S, Kepala LP2M, Kepala BPMI UNP, Dekan dan Wakil Dekan Selingkungan UNP, Direktur Akademik, Direktur Umum & Keuangan, Direktur SDM, Direktur Perencanaan & Kerjasama, dan Kasubdit Kerjasama. (Ab/Hms)