![]() |
ilustrasi |
Jakarta - Kementerian Luar Negeri Indonesia mengungkapkan bahwa 116 warga negara Indonesia (WNI) memutuskan untuk tetap berada di Lebanon di tengah kondisi yang memanas di negara tersebut dan di Timur Tengah.
Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, menyampaikan informasi tersebut dalam rilis resmi pada Senin (7/10).
"Saat ini, masih ada 116 WNI yang tinggal di Lebanon, dan sebagian besar memilih untuk bertahan di sana," kata Judha.
Judha juga menghimbau WNI yang masih berada di Lebanon untuk selalu meningkatkan kewaspadaan, menghindari area yang berisiko, membatasi pergerakan kecuali untuk kebutuhan mendesak, dan mengikuti instruksi evakuasi dari KBRI Beirut.
Selain itu, dia meminta WNI untuk menunda perjalanan ke Lebanon, Suriah, Iran, Israel, Palestina, dan Yaman hingga situasi menjadi lebih aman.
Baru-baru ini, Indonesia berhasil mengevakuasi 40 WNI dan satu warga negara asing (WNA) dari Lebanon. Mereka tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, pada hari Senin.
WNI yang dievakuasi terdiri dari 26 laki-laki dan 15 perempuan.
"Semuanya dalam keadaan sehat," ujar Judha.
Mereka berasal dari berbagai daerah, termasuk Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali.
Selanjutnya, mereka akan dipulangkan ke daerah asal masing-masing melalui koordinasi antar kementerian, lembaga, dan instansi terkait.
Dalam beberapa pekan terakhir, Israel melakukan serangan secara agresif ke Lebanon dan meluncurkan operasi darat lintas batas.
Hizbullah merespons dengan meluncurkan rudal dan proyektil ke lokasi pasukan Zionis, yang menyebabkan pertempuran sengit.
Di tengah konflik ini, Israel bersiap untuk membalas serangan setelah Iran meluncurkan ratusan rudal minggu lalu.
Jika serangan timbal balik ini terus berlanjut, banyak pihak khawatir akan meningkatnya eskalasi di Timur Tengah.(des*)