Antarktika Hijau, Peningkatan Vegetasi Terjadi Dalam 10 Tahun Terakhir -->

Iklan Muba

Antarktika Hijau, Peningkatan Vegetasi Terjadi Dalam 10 Tahun Terakhir

Senin, 07 Oktober 2024

Lumut di Semenanjung Antarktika(Nature Geoscience 


Jakarta – Wilayah-wilayah di Antarktika, atau Kutub Selatan, menunjukkan peningkatan hijau akibat bertambahnya tutupan vegetasi dalam dekade terakhir. Pertumbuhan pesat tanaman di benua ini berkaitan erat dengan pemanasan suhu dan pencairan es yang dipicu oleh perubahan iklim.


Penemuan ini terungkap dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan dan dipublikasikan di jurnal *Nature Geoscience*. Berdasarkan analisis data satelit, pada tahun 1986, luas vegetasi di Antarktika hanya kurang dari 1 kilometer persegi. Namun, pada tahun 2021, luas tutupan tanaman di benua tersebut melonjak hampir mencapai 12 kilometer persegi.


Sebagian besar vegetasi yang ada di Antarktika adalah lumut. Para peneliti mengungkapkan bahwa peningkatan signifikan tutupan tanaman tersebut sebagian besar terjadi sejak tahun 2016. Dilansir dari *The Guardian* pada Jumat (4/10/2024), para ilmuwan memberikan peringatan bahwa luasnya vegetasi ini dapat membuka peluang bagi spesies invasif untuk masuk ke dalam ekosistem Antarktika yang masih asli. Salah satu ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini, Thomas Roland dari Universitas Exeter, Inggris, menyatakan bahwa meskipun Antarktika masih didominasi oleh salju, es, dan batu, pesatnya pertumbuhan tanaman di sana menandakan adanya ancaman serius.


“Wilayah terpencil yang luas ini juga terpengaruh oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia,” kata Roland. Ia juga memperingatkan bahwa jika suhu terus meningkat di masa mendatang, Antarktika akan mengalami perubahan drastis. Dalam penelitian ini, para ilmuwan mencatat bahwa percepatan pertumbuhan vegetasi di Antarktika sejak 2016 bertepatan dengan penurunan luas es laut di sekitar benua tersebut. Laut yang lebih hangat kemungkinan menciptakan kondisi lebih lembap yang mendukung pertumbuhan tanaman.


Profesor Andrew Shepherd dari Universitas Northumbria, Inggris, yang tidak terlibat dalam studi tersebut, mengungkapkan keterkejutannya terhadap hasil penelitian ini. Ia menjelaskan bahwa temuan ini sesuai dengan apa yang ia amati saat mengunjungi Larsen Inlet, salah satu semenanjung di Antarktika, beberapa tahun lalu. 


"Kami mendarat di pantai di bawah Larsen Ice Shelf sebelum lapisan es itu runtuh antara tahun 1986-1988. Sekarang, kami menemukan adanya sungai yang dipenuhi ganggang hijau," kata Shepherd. Ia menambahkan bahwa luas tutupan vegetasi di Antarktika dapat berfungsi sebagai indikator perubahan iklim sekaligus titik kritis bagi kawasan tersebut. (des)