DJPb Optimalkan Pencatatan Ekspor untuk Tingkatkan DBH Sumbar -->

Iklan Muba

DJPb Optimalkan Pencatatan Ekspor untuk Tingkatkan DBH Sumbar

Senin, 07 Oktober 2024

Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, Sumatera Barat 



Padang – Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan Provinsi Sumatera Barat berencana untuk mengoptimalkan pencatatan ekspor dari daerah ini, demi meningkatkan dana bagi hasil (DBH) yang berasal dari pajak ekspor.


“Upaya untuk meningkatkan pencatatan ekspor komoditas dari Sumbar akan kami perkuat guna meningkatkan DBH Provinsi Sumbar,” ungkap Pelaksana Harian (Plh) DJPb Kemenkeu Provinsi Sumbar, Budi Lesmana, dalam keterangannya di Padang pada hari Sabtu.


Budi mengakui bahwa selama ini terdapat banyak komoditas dari Ranah Minang yang diekspor tetapi tidak terdaftar secara resmi di pelabuhan atau pada Bea Cukai. Hal ini berdampak pada pendapatan daerah yang tidak mendapatkan pajak dari barang-barang ekspor tersebut.


“DJPb mendorong para pelaku usaha untuk melakukan ekspor melalui jalur pelabuhan dan memastikan barang-barang tersebut tercatat di Bea Cukai,” jelasnya.


Di sisi lain, DJPb menyadari bahwa banyak eksportir dari Sumbar lebih memilih mengirimkan barang tanpa melalui pelabuhan dan tidak mendaftar secara resmi di Bea Cukai karena terhalang oleh sejumlah regulasi. Sebagai contoh, untuk melakukan ekspor, eksportir setidaknya harus mengirimkan satu kontainer barang.


Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, Sugeng Arianto, melaporkan bahwa nilai ekspor provinsi tersebut pada Agustus 2024 mencapai sekitar Rp3,7 triliun, sedangkan nilai impor berada di angka Rp682 miliar.


Sugeng menyatakan bahwa selama periode Januari hingga Agustus 2024, ekspor ke India berkontribusi paling besar dibandingkan negara lain, mencapai 32,10 persen dari total ekspor Ranah Minang.


“Ekspor produk industri pengolahan pada Agustus 2024 menunjukkan peningkatan sebesar 68,20 persen jika dibandingkan dengan ekspor pada Juli 2024,” ujarnya.


Dalam beberapa bulan mendatang, BPS memprediksi bahwa ekspor dari Sumbar, terutama minyak mentah kelapa sawit (crude palm oil), akan tetap tinggi, terutama dengan meningkatnya permintaan dari negara-negara di Asia Selatan.(des)