Hati-hati, Penggunaan Antibiotik Bisa Picu Resistensi Bakteri -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Hati-hati, Penggunaan Antibiotik Bisa Picu Resistensi Bakteri

Minggu, 06 Oktober 2024

ilustrasi


Jakarta - Penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri perlu dilakukan dengan hati-hati. Langkah ini penting untuk mencegah risiko resistensi bakteri terhadap antibiotik, yang dapat mengakibatkan pengobatan dan perawatan pasien menjadi lebih sulit dan memakan waktu lebih lama.


Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, dalam keterangan resminya pada Jumat (4/10/2024), menjelaskan bahwa resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri tidak lagi dapat dihancurkan oleh antibiotik.


Salah satu penyebab utama resistensi antibiotik adalah penggunaan yang tidak sesuai. Yang dimaksud dengan tidak sesuai meliputi beberapa aspek, seperti pemberian antibiotik tanpa indikasi yang jelas, dosis yang tidak tepat, dan durasi penggunaan yang kurang memadai. “Contohnya, ada orang yang hanya mengonsumsi antibiotik sekali sehari,” ungkapnya.


“Padahal, dosis yang seharusnya adalah tiga kali sehari. Akibatnya, bakteri bisa menjadi resisten,” tambah Syahril.


Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya bagi masyarakat untuk mengikuti petunjuk penggunaan antibiotik dengan benar.


Ketika dokter meresepkan antibiotik sesuai dengan indikasi medis, pasien harus menghabiskan dosis dan durasi yang telah ditentukan.


Menurut Syahril, bakteri yang resisten terhadap antibiotik dapat menyebar dan menjadi lebih agresif, serta dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia.


Resistensi antibiotik membuat obat-obatan tersebut tidak efektif, sehingga infeksi menjadi lebih sulit untuk diobati.


“Hal ini meningkatkan risiko penyebaran penyakit, memperburuk kondisi kesehatan, menyebabkan kecacatan, dan bahkan dapat berujung pada kematian,” tutup Syahril. (des)