Indonesia Perkuat Sistem Peringatan Dini Gempa -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Indonesia Perkuat Sistem Peringatan Dini Gempa

Sabtu, 12 Oktober 2024

BPBD Baubau memindahkan pemasangan alat deteksi dini gempa ke Betoambari



Jakarta – Indonesia, yang dikenal sebagai negara dengan risiko gempa yang tinggi, semakin aktif dalam memperkuat sistem peringatan dini. Hal ini terungkap dalam webinar yang diadakan oleh Indonesia Re dengan tema “Potensi Gempa Megathrust: Identifikasi Bahaya, Potensi Kerugian, dan Langkah Mitigasi.”


Dalam sesi diskusi tersebut, diungkapkan bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengembangkan sistem yang canggih untuk memantau aktivitas seismik dan memberikan peringatan dini terkait gempa.


Sistem end-to-end yang dirancang oleh BMKG ini mampu mengolah data dari seismograf secara real-time dan menyajikannya dalam bentuk informasi yang mudah dimengerti. Informasi tersebut kemudian disebarkan kepada pemerintah dan masyarakat agar tindakan mitigasi dapat dilakukan dengan cepat.


“BMKG telah mengembangkan sistem end-to-end untuk memantau dan mendeteksi gempa. Sistem ini mengolah data seismograf dan menyampaikannya kepada pemerintah, sehingga tindakan atau kebijakan yang diperlukan dapat segera diambil untuk melindungi masyarakat,” jelas Penanggung Jawab Tim Diseminasi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami di Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Septa Anggraini, dalam siaran pers yang dirilis di Jakarta pada hari Jumat.


Keberadaan teknologi mutakhir ini sangat penting mengingat adanya potensi gempa megathrust di Indonesia. Gempa megathrust adalah gempa besar yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik di zona subduksi. Indonesia memiliki banyak zona subduksi yang membentang dari Sumatera hingga Papua.


Dengan semakin canggihnya sistem pemantauan gempa, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Peringatan dini yang akurat memberikan waktu bagi masyarakat untuk melakukan evakuasi dan melindungi diri.


Webinar yang diadakan oleh Indonesia Re juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak dalam mitigasi risiko gempa bumi.


Selain BMKG, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga berperan aktif dalam pemetaan risiko dan pengembangan strategi mitigasi. Sementara itu, Indonesia Re, sebagai perusahaan reasuransi, turut berkontribusi dalam mengelola risiko finansial yang diakibatkan oleh bencana alam.


“Kolaborasi yang kuat antara akademisi dan praktisi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan dalam menghadapi potensi risiko bencana megathrust,” ungkap Direktur Pengembangan dan Teknologi Informasi PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero), Beatrix Santi Anugerah.


Pengembangan teknologi pemantauan gempa oleh BMKG merupakan langkah positif dalam upaya mitigasi bencana di Indonesia. Dengan adanya sistem peringatan dini yang canggih, diharapkan masyarakat dapat lebih siap menghadapi ancaman gempa bumi. Kolaborasi antara berbagai pihak juga menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatif dari bencana alam ini.(des*)