Kementan Pantau Optimalisasi Sawah Terdampak Lahar di Agam -->

Iklan Muba

Kementan Pantau Optimalisasi Sawah Terdampak Lahar di Agam

Kamis, 31 Oktober 2024

Alat berat melakukan normalisasi dan optimasi di areal sawah terdampak banjir lahar dingin 



Lubukbasung – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan peninjauan langsung terhadap optimalisasi lahan persawahan yang terdampak banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, yang terjadi pada 11 Mei 2024.


"Dari hasil peninjauan, kami mendapati beberapa lahan sawah terdampak, termasuk di Kabupaten Agam dengan luas sekitar 104 hektare," ungkap Direktur Perlindungan dan Penyediaan Lahan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Atekan, di Kabupaten Agam, Rabu.


Atekan menyebutkan bahwa dari total 104 hektare tersebut, lahan yang terkena banjir lahar dingin diklasifikasikan dalam kategori kerusakan berat, sedang, dan ringan. Saat ini, pemerintah pusat bersama pemerintah daerah tengah mempercepat proses normalisasi.


"Sebetulnya, normalisasi ini sudah bisa dimulai beberapa waktu lalu, tetapi terdapat beberapa kendala, termasuk pemetaan, sehingga baru dapat dilakukan sekarang," jelasnya.


Selain pemetaan yang akurat, optimalisasi dan normalisasi ini juga terkendala oleh timbunan material dari banjir lahar dingin yang melanda Kabupaten Agam, terutama di Nagari Bukik Batabuah.


Pemetaan lahan sawah terdampak tersebut bertujuan untuk memastikan ketersediaan anggaran pemerintah, sehingga optimalisasi dapat berjalan lancar.


Dalam kunjungannya ke Ranah Minang, Atekan menegaskan bahwa seluruh areal persawahan yang rusak akan diperbaiki atau dipulihkan oleh pemerintah, termasuk 335 hektare sawah di Kabupaten Tanah Datar.


"Optimalisasi lahan pertanian di Kabupaten Tanah Datar akan dimulai minggu ini," ujar Atekan.


Sementara itu, Komandan Korem 032 Wirabraja Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI Wahyu Eko Purnomo menyatakan bahwa proses normalisasi lahan sawah terdampak banjir lahar dingin ditargetkan selesai dalam waktu 50 hari ke depan.


"Kami optimistis dapat menyelesaikan normalisasi lahan sawah yang terdampak dengan kerja sama antara masyarakat, TNI, dan Kementerian Pertanian," ujar Brigjen Wahyu Eko Purnomo.


Ia menjelaskan bahwa kedalaman timbunan material vulkanik, termasuk batu-batu besar, bervariasi antara 70 sentimeter hingga 1,5 meter.(des*)