Konflik Timur Tengah Meningkat, Israel Serang Negara Tetangga -->

Iklan Muba

Konflik Timur Tengah Meningkat, Israel Serang Negara Tetangga

Sabtu, 19 Oktober 2024


Israel gempur Jalur Gaza menggunakan senjata-senjata dari negara Barat. 


Jakarta - Konflik di Timur Tengah semakin meningkat dengan intensitas yang tinggi. Israel melancarkan serangan ke sejumlah negara, termasuk Palestina, Lebanon, Iran, dan Suriah.


Pada Kamis (10/10), Israel menyerang markas pasukan penjaga perdamaian Lebanon (UNIFIL) dan membunuh pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di Gaza pada Kamis (17/10).


Serangan-serangan ini dilakukan dengan menggunakan berbagai senjata yang dipasok dari berbagai negara.


Berikut adalah negara-negara utama yang menjadi penyedia senjata untuk Israel, berdasarkan laporan dari CNN Indonesia:


Amerika Serikat 

Amerika Serikat merupakan penyedia senjata terbesar untuk Israel. Laporan dari Institute Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menunjukkan bahwa sekitar 69 persen senjata Israel berasal dari AS pada tahun 2023. Jenis senjata yang biasa dipasok termasuk rudal, roket, dan bom, serta jet tempur. Pada Januari 2024, AS mengirimkan jet tempur F-35 dan F-15 kepada Angkatan Udara Israel. Para pengamat berpendapat bahwa pasokan senjata dari AS berperan penting dalam serangan-serangan Israel terhadap Gaza, Lebanon, dan Iran.


Selain itu, AS juga memberikan bantuan dana militer kepada Israel, dengan komitmen sebesar 3,3 miliar dolar AS (setara Rp51,2 triliun) per tahun sejak 2019 untuk mendukung modernisasi militer Israel.


Jerman

Jerman menjadi penyedia senjata terbesar kedua bagi Israel, dengan kontribusi sekitar 30 persen. Namun, pasokan senjata dari Jerman dilaporkan menurun drastis pada tahun 2024, begitu juga dengan bantuan dana militer. Jumlah bantuan ini menurun dari 200 juta euro (Rp3,3 triliun) pada November 2023 menjadi hanya 1 juta euro (Rp16 miliar) pada Maret 2024. Meskipun Kanselir Jerman, Olaf Scholz, berjanji untuk terus menyuplai senjata, baru-baru ini Jerman berencana menangguhkan ekspor senjata ke Israel karena ketidakpatuhan terhadap aturan PBB untuk gencatan senjata.


Italia  

Israel juga menerima sebagian besar senjata dari Italia, termasuk bom, rudal, dan roket. Hingga 2022, nilai ekspor senjata Italia ke Israel mencapai hampir 129 juta euro (setara Rp2,1 triliun). Selain itu, Italia juga memasok jet tempur, termasuk F-35. Namun, pada Oktober 2023, Italia menghentikan pasokan senjata ke Israel, meskipun keputusan ini dihormati oleh Israel.


Inggris 

Inggris merupakan salah satu negara penyuplai senjata untuk Israel, tetapi dengan jumlah yang lebih kecil dibandingkan AS, Jerman, dan Italia. Sejak 2023, Inggris menangguhkan lisensi ekspor senjata senilai 23,42 juta dolar AS (Rp363,4 miliar) ke Israel, yang juga berdampak pada suplai suku cadang untuk jet tempur Israel. Meskipun demikian, Inggris tetap menyuplai senjata untuk latihan militer.


Spanyol

Spanyol sebelumnya menyuplai senjata untuk Israel, tetapi pada tahun ini memutuskan untuk menghentikan pasokan tersebut. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan Israel untuk melakukan gencatan senjata. Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, menekankan perlunya Israel menghentikan tindakan agresif yang melanggar hukum internasional.


Prancis 

Prancis secara historis telah menjadi pemasok senjata untuk Israel, namun pada 5 Oktober, Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengumumkan penangguhan pasokan senjata ke Israel. Meskipun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, Prancis tidak banyak menyuplai senjata utama, hanya memberikan beberapa komponen untuk militer Israel. (des*)