Padang, fajarsumbar.com-Minangkabau memiliki keunikan yang tiada duanya di dunia. Keunikan Ranah Minang itu salah satunya sistem kekerabatan matrilineal yang dipakainya. Sistem garis keturunan ibu di Minangkabau merupakan yang terbesar di dunia.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Provinsi Sumatera Barat, Undri saat memberikan sambutan dalam Seminar Nasional Matrilineal Minangkabau dalam Konteks Multikulturalisme di Indonesia, Kamis (3/10). Seminar yang dilaksanakan BPK III Sumbar itu bertempat di Pangeran Beach Hotel, Padang.
Sosialisasi matrilineal yang menjadi bagian peran pelestarian kebudayaan menjadi program rutin BPK III. Bahkan, upaya pelestarian matrilienal sudah menjadi program nasional melalui kementerian terkait. Esensi matrilineal di Minangkabau menurut Undri karena Minangkabau adalah penganut matrilineal terbesar di dunia. "Etnis terbesar di dunia yang memakai matrilineal adalah Minangkabau," ujar Undri.
Wilayah sebaran matrilineal dalam konteks keminangkabauan tak hanya terkait orang Minang yang berada di Sumatera Barat. Namun, juga terkait dengan orang Minang di perantauan, bahkan di daerah rantau Minangkabau, seperti Negeri Sembilan, Malaysia. Dengan begitu, penganut matrilineal pada etnis Minangkabau sangatlah besar dan tersebar luas.
Matrilineal tidak hanya terkait sistem kekeraban, pewarisan suku, atau sebatas peran perempuan. Matrilienal memiliki artinya yang sangat luas, terkait dengan segala sendi kehidupan. Matrilineal menurut Undri tercermin dalam sendi kehidupan masyarakat Minang di segala bidang. Membentuk induvidu dan masyarakat. Dalam konteks inilah, matrilineal memiliki kontribusi yang besar memberi warna pada kehidupan berbangsa, memberi pengaruh pada ciri keindonesiaan.
Oleh sebab itu, matrilineal dari segala aspek perlu dilestarikan. BPK III menurut Undri terus melakukan upaya pelestarian matrilineal. Salah satu bukti nyata upaya itu adalah dengan menderikan pusat informasi matrilineal. "Di kantor BPK III di Kuranji, Padang ada pusat informasi matrilineal yang bisa diakses masyarakat secara luas," ujar Undri.
Seminar nasional matrilineal menghadirkan sejumlah pemateri yang berkompten di bidangnya. Baik dari kalangan akademisi, LKAAM, MUI, hingga Bundu Kanduang. Puti Reno Raudha Thaib menjadi salah satu pembicara. Ahli waris Kerajaan Pagaruyuang ini memaparkan tentang peran perempuan dalam pelestarian matrilineal di Minangkabau. Menariknya, Bundo Kanduang Sumbar ini menekankan peran perempuan itu dimulai dari dirinya sendiri. Dimulai dengan membina diri sendiri dengan berbasis pada falsafah adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah. Perempuan Minang mesti membina dirinya dengan mengimplemantasikan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, Jefrinal Arifin dalam sambutannya mengemukakan pula pokok pikiran yang menarik. Hal menarik itu adalah terkait dengan matrilineal yang juga diakui di Provinsi Gorontalo. "Tokoh adat di Gorontalo mengatakan mereka juga memakai matrilineal dan mengakui ABSSBK pula," ujar Jefrinal.
Pengakuan matrilineal dan ABSSBK di Gorontalo ini menurut Jefrinal menjadi sebuah bahan yang patut dikaji. Namun, Jefrinal mengungkapkan kekhawatiran pada sisi lain. Menurutnya, di Sumbar sendiri, matrilineal masih kentara terasa. Tapi, rasa matrilineal itu sudah mulai menipis di kalangan orang Minang perantauan. "Bahkan, anak muda Minang di rantau ketika ditanya sukunya apa, tak ada yang bisa menjawab. Mereka menjawab sukunya Padang saja," ujar Jefrinal.
Sosialisasi matrilineal tidak hanya di Sumatera Barat saja. Dinas Kebudayaan menurut Jefrinal juga melakukan upaya untuk mensosialisasikan adat dan budaya Minang itu bagi orang Minang di luar Sumbar. Salah satunya dengan menyelenggaran bimbingan teknis adat dan budaya kepada orang Minang di perantauan.
Seminar nasional matrilineal memiliki arti strategis dengan kondisi kekinian. Dengan maraknya kasus kejahatan terhadap perempuan di Sumbar, seperti pembunuhan gadis penjual gorengan di Padang Pariaman, pembicaraan tentang matrilineal menjadi sangat penting. Seharusnya, matrilineal terus disosialisasikan. Yang penting lagi, sebuah aksi untuk menjaga harkat dan martabat perempuan di negeri matrilineal ini. (zal)