BPBD Pasaman Barat Pasang Sirine Peringatan Dini Tsunami di Mandiangin -->

Iklan Cawako Sawahlunto

BPBD Pasaman Barat Pasang Sirine Peringatan Dini Tsunami di Mandiangin

Sabtu, 30 November 2024

BPBD Pasaman Barat dan Sumbar memasang early warning system (ews) atau sirine peringatan dini tsunami

Simpangempat – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, telah memasang sistem peringatan dini tsunami atau sirine di Mandiangin Nagari sebagai upaya untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat pesisir.


Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pasaman Barat, Zulkarnain, menyampaikan bahwa sirine tersebut merupakan bantuan dari BPBD Provinsi dan dipasang di Mandiangin Nagari, Kecamatan Kinali. “Alat peringatan ini sangat penting untuk masyarakat pesisir sebagai langkah antisipasi terhadap ancaman tsunami,” ujarnya pada Kamis.


Saat ini, BPBD Pasaman Barat memiliki sembilan unit sirine, namun hanya dua unit yang berfungsi dengan baik, yaitu di Mandiangin dan Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia. Ke depannya, BPBD akan berusaha untuk menambah jumlah sirine di sepanjang wilayah pesisir pantai.


Zulkarnain menyebutkan bahwa panjang garis pantai di Pasaman Barat sekitar 152 kilometer, dengan jumlah penduduk sekitar 80 ribu jiwa. Untuk itu, sangat dibutuhkan sirine peringatan tsunami dan shelter untuk evakuasi warga apabila terjadi tsunami.


Saat ini, hanya ada satu shelter tsunami di Maligi, Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, dengan ukuran bangunan 12x12 meter dan kapasitas 800 orang. Beberapa daerah yang membutuhkan shelter lebih lanjut meliputi Katiagan Kinali, Sasak, Pulau Panjang, Kecamatan Sungai Beremas, Mandiangin Kinali, Sikilang, Kecamatan Sungai Aur, dan Sikabau, Kecamatan Koto Balingka.


Pembangunan shelter sangat diperlukan di daerah pesisir pantai karena akses jalan menuju wilayah tersebut masih terbatas dan sebagian besar menyisir pantai. Hal ini bisa menyulitkan warga untuk menyelamatkan diri saat terjadi tsunami.


Zulkarnain juga mengingatkan bahwa Pasaman Barat merupakan daerah yang rawan bencana, seperti banjir, longsor, gempa bumi, dan tsunami. Oleh karena itu, selain sosialisasi untuk meningkatkan kewaspadaan bencana, BPBD juga bekerja sama dengan nagari untuk membentuk kelompok siaga bencana yang didanai oleh anggaran nagari. Menurutnya, upaya mitigasi dan pembentukan kelompok siaga bencana di tingkat nagari sangat penting dalam penanggulangan bencana.(des*)