Kasimpo, Tanaman Endemik Sulawesi yang Kaya Manfaat -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Kasimpo, Tanaman Endemik Sulawesi yang Kaya Manfaat

Senin, 11 November 2024

Kasimpo Buah dari Tanaman Endemik Sulawesi Hijau Unik 


Fajarsumbar.com - Buah kasimpo yang khas dari Sulawesi, yang merupakan bagian dari famili zingiberaceae, telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat dunia secara tradisional. Tanaman ini digunakan dalam berbagai cara, seperti untuk memberikan cita rasa, bahan pembuatan minyak wangi, tanaman hias, obat-obatan, makanan, minuman, dan bumbu masakan.


Menurut Prof. Dr. Ramadanil Pitopang, M.Si., seorang Guru Besar Taksonomi Tumbuhan di Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tadulako, Palu, buah kasimpo dari Sulawesi Tengah ini merupakan salah satu tanaman dari famili zingiberaceae yang memiliki banyak manfaat bagi manusia.


“Oleh karena itu, dalam 10 tahun terakhir banyak botanis yang meneliti dan melaporkan tentang buah kasimpo yang berasal dari Sulawesi Tengah dan sekitarnya,” jelas Ramadanil.


Beberapa jenis tumbuhan lain dari famili zingiberaceae yang sering digunakan sebagai obat tradisional di Indonesia antara lain jahe (zingiber officinale), kunyit (curcuma longa), lengkuas (alpinia galanga), kencur (kaempferia galanga), kecombrang (nicolaia speciosa), temulawak (curcuma xanthorrhiza), lempuyang (zingiber aromaticum), dan temu giring (curcuma heyneane).


Ramadanil juga menjelaskan bahwa masyarakat adat di Sulawesi sudah lama memanfaatkan tanaman ini secara turun-temurun. Penelitian dari Jurusan Biologi dan Farmasi Universitas Tadulako menunjukkan bahwa ada 24 jenis tumbuhan anggota famili zingiberaceae yang digunakan secara tradisional oleh tiga etnis asli yang tinggal di sekitar Taman Nasional Lore Lindu (TNLL), yaitu Topo Baria, Topo Muma Toro, dan To Kaili. Beberapa jenis tanaman dikumpulkan dari habitat alami di hutan, dan 14 jenis lainnya ditemukan di perkebunan.


Beberapa di antaranya adalah jenis endemik Sulawesi, seperti etlingera flexuosa poulsen, etlingera acanthodes poulsen, dan alpinia eremochlamys k. schum.


Alpinia, yang merupakan genus terbesar dalam famili zingiberaceae, memiliki sekitar 230 spesies yang tersebar di Asia Tenggara hingga Australia. Nama alpinia diambil untuk mengenang ahli botani asal Italia, Prospero Alpino (1553–1616).


Masyarakat Topo Baria menyebut alpinia eremochlamys k. schum dengan nama kasimpo. Tanaman ini tumbuh sebagai herba terestrial dengan tinggi 3–7 meter, hidup berkelompok di tanah gembur atau berbatu, dengan kondisi tanah sedang, cukup bahan organik, dan terletak di lembah. Bunga kasimpo muncul di ujung tanaman, dengan buah yang berwarna hijau hingga hijau tua, bulat, dan memiliki tangkai pendek.


Habitat alami kasimpo terdapat di tepi hutan pegunungan TNLL pada ketinggian 1.200–1.800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Berdasarkan kajian etnobotani, masyarakat Topo Baria menggunakan kasimpo untuk berbagai keperluan. Daunnya digunakan sebagai atap dan pembungkus makanan. Berdasarkan evaluasi antimikroba, ekstrak daun dan rimpang kasimpo menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhae, Staphylococcus aureus, serta ragi Candida albicans.


Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa tanin dan saponin terdapat pada semua bagian tumbuhan ini. Daun dan batang kasimpo mengandung terpenoid, sementara flavonoid terdapat pada daun dan rimpang tanaman tersebut.(BY)