Kemendag: Minyak Goreng Curah Penyebab Lonjakan Harga di 206 Daerah -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Kemendag: Minyak Goreng Curah Penyebab Lonjakan Harga di 206 Daerah

Selasa, 26 November 2024

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkap penyebab harga minyak goreng melonjak di 206 daerah di seluruh Indonesia


Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memaparkan alasan di balik kenaikan harga minyak goreng yang terjadi di 206 daerah di seluruh Indonesia.


Direktur Penggunaan dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Kemendag, Krisna Ariza, menjelaskan bahwa penyebab utama kenaikan ini terkait dengan perubahan status minyak goreng curah.


"Saat ini, minyak goreng curah tidak lagi berasal dari DMO (domestic market obligation) yang diatur oleh DPO (domestic price obligation)," ujar Krisna dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (25/11).


Perubahan tersebut menyebabkan harga minyak goreng curah melonjak, yang kemudian berdampak pada kenaikan harga minyak goreng premium.


Krisna merinci bahwa kenaikan harga minyak goreng curah tercatat di 163 kabupaten/kota, minyak goreng premium di 97 kabupaten/kota, dan minyak goreng merek Minyakita di 94 kabupaten/kota.


Sementara itu, Kantor Staf Presiden (KSP) mencatat bahwa harga Minyakita kini melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET). Deputi III Bidang Perekonomian KSP, Edy Priyono, menyebutkan harga rata-rata Minyakita secara nasional mencapai Rp17 ribu per liter, lebih tinggi dari HET yang diatur sebesar Rp15.700 per liter sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024.


"Harga Minyakita rata-rata Rp17 ribu per liter, jauh di atas HET Rp15.700. Disparitasnya kecil, artinya harga mahal terjadi di banyak daerah," ujar Edy.


Ia juga menyebutkan bahwa berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP), hanya tiga provinsi yang harga Minyakita-nya masih sesuai dengan HET. Di sebagian besar wilayah Indonesia, harga Minyakita telah mengalami kenaikan.


Edy menduga kenaikan ini disebabkan oleh masalah pasokan. Ia menambahkan bahwa harga Minyakita yang sudah lama tinggi kini semakin sulit untuk turun.


"Minggu ini kami akan melakukan pengecekan langsung di lapangan. Kami ingin tahu apa yang terjadi dengan Minyakita, kenapa harganya sulit turun. Bahkan di Jakarta yang dekat dengan pengawasan, harga tidak sesuai HET. Jawa Barat juga sama," jelasnya.(des*)