Neraca Perdagangan Indonesia Oktober 2024 Catatkan Surplus USD 2,48 Miliar -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Neraca Perdagangan Indonesia Oktober 2024 Catatkan Surplus USD 2,48 Miliar

Jumat, 22 November 2024

Kantor Kementerian Perdagangan RI. 



Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD 2,48 miliar. Surplus ini terdiri dari surplus sektor nonmigas yang mencapai USD 4,80 miliar, sementara sektor migas mengalami defisit sebesar USD 2,32 miliar.


Menteri Perdagangan, Budi Santoso, mengungkapkan bahwa surplus pada Oktober 2024 melanjutkan tren positif neraca perdagangan Indonesia yang sudah berlangsung selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Ia pun optimistis neraca perdagangan Indonesia akan tetap mencatatkan kinerja yang baik di masa mendatang.


“Surplus yang tercatat pada Oktober 2024 sebesar USD 2,48 miliar melanjutkan tren surplus neraca perdagangan Indonesia selama 54 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Budi Santoso dalam siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Perdagangan pada Rabu (20/11/2024).


Budi Santoso juga menjelaskan bahwa negara-negara seperti India, Amerika Serikat (AS), dan Filipina menjadi penyumbang terbesar bagi surplus perdagangan nonmigas Indonesia pada bulan Oktober 2024. Surplus terhadap India tercatat mencapai USD 1,56 miliar, sedangkan dengan AS sebesar USD 1,52 miliar dan Filipina sebesar USD 0,80 miliar.


Di sisi lain, negara-negara yang menjadi penyebab defisit perdagangan nonmigas Indonesia pada Oktober 2024 adalah Tiongkok, Thailand, dan Singapura, dengan total defisit mencapai USD 1,41 miliar.

Mengenai kinerja ekspor Indonesia secara kumulatif, Budi Santoso menyebutkan bahwa total ekspor Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2024 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Total ekspor Indonesia selama periode tersebut mencapai USD 217,24 miliar, atau naik sebesar 1,33 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2023.


Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2024 mencapai USD 204,21 miliar, mengalami kenaikan sebesar 1,48 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat USD 201,23 miliar.


"Ekspor nonmigas pada periode Januari—Oktober 2024 tercatat sebesar USD 204,21 miliar, naik 1,48 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Budi Santoso.


Namun, ekspor migas Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,05 persen pada periode yang sama, dengan total ekspor migas mencapai USD 13,02 miliar, berkurang dari USD 13,16 miliar pada tahun sebelumnya.


Pada bulan Oktober 2024, total ekspor Indonesia tercatat mencapai USD 24,41 miliar, meningkat 10,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan tumbuh 10,25 persen dibandingkan dengan Oktober 2023 (YoY). Ekspor nonmigas pada Oktober 2024 mencapai USD 23,07 miliar, sedangkan ekspor migas tercatat sebesar USD 1,35 miliar. Ekspor nonmigas meningkat 10,35 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 11,04 persen dibandingkan dengan Oktober 2023.


Impor Indonesia Mengalami Peningkatan

Pada periode Januari hingga Oktober 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD 192,81 miliar, naik 5,25 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Kenaikan ini terutama dipicu oleh meningkatnya impor nonmigas sebesar 5,30 persen dan migas sebesar 4,97 persen (YoY).


Di bulan Oktober 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD 21,94 miliar, meningkat 16,54 persen dibandingkan dengan bulan September 2024 (MoM). Secara tahunan, nilai impor pada Oktober 2024 naik 17,49 persen dibandingkan dengan Oktober 2023 (YoY). Kenaikan impor pada Oktober 2024 didorong oleh peningkatan impor nonmigas sebesar 12,13 persen dan sektor migas sebesar 44,98 persen (MoM).


Impor nonmigas Indonesia pada Oktober 2024 didominasi oleh negara asal Tiongkok, Jepang, dan Singapura, dengan total nilai mencapai USD 9,02 miliar atau 49,37 persen dari total impor nonmigas Indonesia. Negara dengan peningkatan nilai impor terbesar pada Oktober 2024 adalah Selandia Baru yang tercatat naik sebesar 248,82 persen, diikuti Myanmar dengan 215,46 persen, Rusia 89,06 persen, Ukraina 85,61 persen, dan Uni Emirat Arab 70,35 persen (MoM).


Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia pada periode Januari—Oktober 2024 mencatatkan surplus sebesar USD 24,43 miliar. Surplus ini berasal dari surplus sektor nonmigas sebesar USD 41,82 miliar dan defisit sektor migas yang mencapai USD 17,39 miliar.(des*)