Salah satu orang terkaya di dunia Jeff Bezos kala melakukan perjalanan ke luar angkasa pada 2021. |
Jakarta - Para ahli perjalanan memprediksi bahwa dalam 30 tahun mendatang, wisatawan akan lebih memilih wisata luar angkasa ketimbang liburan di pantai atau pegunungan. Prediksi ini disampaikan oleh perusahaan perjalanan asal Manchester, Travel Counsellors, yang bekerja sama dengan futuris Tom Cheesewright. Cheesewright adalah seorang konsultan yang membantu bisnis merencanakan masa depan dengan mempertimbangkan faktor teknologi, sosial, dan iklim.
Keduanya memproyeksikan tren perjalanan pada tahun 2054, dengan asumsi bahwa orang-orang akan memiliki prioritas yang berbeda dalam memilih destinasi liburan di masa depan. Teknologi yang semakin menyatu dengan kehidupan sehari-hari diprediksi akan membuat liburan di tahun 2050-an menjadi waktu untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada layar dan lebih mengutamakan interaksi langsung dengan sesama manusia.
Para ahli juga memperkirakan bahwa hotel-hotel di masa depan akan menghidupkan kembali teknologi lama. Misalnya, check-in akan kembali menggunakan tanda tangan manual, menggantikan sistem layar sentuh, dan kunci logam akan kembali digunakan menggantikan kunci elektronik.
Di sisi lain, sebagian orang diprediksi akan semakin bergantung pada teknologi tinggi yang telah mengubah cara kita bepergian ke berbagai tempat. Wisata luar angkasa, yang saat ini sedang dikembangkan, diperkirakan akan menjadi tren utama dalam perjalanan masa depan. Miliarder seperti Jeff Bezos telah berhasil mengirim wisatawan ke luar angkasa, dan pengusaha Jared Isaacman juga telah melaksanakan perjalanan luar angkasa pribadi. Namun, perjalanan ini tetap tergolong mahal. Cheesewright memprediksi bahwa biaya untuk mengirim seseorang ke orbit bisa mencapai 10 ribu poundsterling di masa depan.
Selain itu, para ahli memperkirakan bahwa jet supersonik akan mulai beroperasi pada tahun 2054, memungkinkan wisatawan mencapai tujuan mereka dengan sangat cepat. Perusahaan seperti Venus Aerospace telah mengembangkan teknologi hipersonik yang bisa mengubah cara kita bepergian. Pada Oktober 2024, perusahaan ini meluncurkan mesin hipersonik yang diharapkan dapat merealisasikan penerbangan komersial berkecepatan tinggi.
Bagi mereka yang melakukan perjalanan jarak pendek, teknologi pesawat listrik berpotensi menjadi pilihan yang lebih berkelanjutan. Pesawat listrik dapat mengurangi kebisingan dan emisi karbon, yang pada gilirannya mengurangi jejak lingkungan. Dengan teknologi baterai yang berkembang pesat, penerbangan di tahun 2050-an diharapkan akan lebih ramah lingkungan.
Namun, perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dapat mempengaruhi tujuan perjalanan. Beberapa destinasi wisata yang rentan terhadap cuaca buruk mungkin akan dihindari, sementara destinasi di daerah yang lebih utara atau lebih dingin bisa menjadi pilihan baru bagi para wisatawan yang ingin menghindari gelombang panas.
Futuris tersebut juga memprediksi bahwa resor-resor baru akan bermunculan di lokasi-lokasi yang selama ini tidak terlalu dikenal sebagai destinasi wisata musim panas. Steve Byrne, CEO Travel Counsellors, mengungkapkan bahwa masa depan perjalanan sangat menarik untuk dibayangkan, terutama bagaimana kemajuan teknologi dapat mengubah cara kita merencanakan dan menikmati liburan.(BY)