Satwa Liar Turun Gunung, Warga Diimbau Siaga Terhadap Potensi Erupsi Marapi -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Satwa Liar Turun Gunung, Warga Diimbau Siaga Terhadap Potensi Erupsi Marapi

Jumat, 08 November 2024
Ilustrasi penampakan hewan liar Gunung Marapi di pemukiman warga. (ist)


Agam, fajarsumbar.com – Warga di sekitar lereng Gunung Marapi, Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat, diimbau untuk waspada setelah fenomena turunnya satwa liar ke permukiman. Munculnya hewan-hewan ini memicu kekhawatiran akan potensi erupsi gunung yang sebelumnya pernah terjadi pada Desember 2023 lalu.


Meningkatnya aktivitas satwa liar, seperti monyet simpai, kijang, dan beruang madu di area permukiman, menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat bahwa ini bisa menjadi tanda bahaya yang mengintai. Fenomena serupa pernah terjadi sebelum letusan besar tahun lalu, sehingga warga tidak bisa mengabaikan kemungkinan ancaman tersebut.


Kepala Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Candung, Firdaus, membenarkan adanya laporan dari warga terkait kehadiran satwa hutan di dekat pemukiman. "Kami telah menerima laporan dari masyarakat dan melakukan pengecekan langsung ke lokasi. Memang benar terlihat beberapa satwa liar mendekati area pemukiman warga,” ujar Firdaus, Kamis (7/11/2024).


Firdaus menambahkan, kekhawatiran warga semakin meningkat mengingat situasi ini mirip dengan tanda-tanda sebelum erupsi Gunung Marapi pada akhir tahun lalu. Kala itu, fenomena serupa terjadi dan menandakan adanya aktivitas vulkanik yang akhirnya berujung pada erupsi besar.


Menurut Firdaus, masyarakat yang tinggal di sekitar puncak gunung sebagian besar bekerja sebagai petani dan penggarap kebun. Mereka juga kerap mencari hasil hutan di wilayah gunung. Fenomena turunnya satwa ini tentu berdampak pada aktivitas keseharian mereka yang kini dipenuhi kecemasan.


“Warga menganggap ini sebagai isyarat dari alam bahwa kondisi Gunung Marapi mungkin sedang tidak stabil,” jelas Firdaus. "Kita semua berharap tidak terjadi apa-apa, namun kesiagaan tetap perlu ditingkatkan," lanjutnya.


Firdaus menegaskan bahwa pihak desa saat ini gencar melakukan sosialisasi terkait langkah-langkah antisipasi yang harus diambil warga, terutama dalam menghadapi kemungkinan terjadinya erupsi atau banjir lahar dingin.


Pihak desa juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan mematuhi instruksi jika nantinya diperlukan evakuasi. “Kami berharap masyarakat siap dengan langkah-langkah antisipasi yang telah disampaikan, meskipun hingga kini belum ada instruksi evakuasi dari pihak berwenang,” ujarnya.


Dalam radius sekitar 4 hingga 5 kilometer dari puncak gunung, terdapat sekitar 1.300 warga yang menjalani aktivitas harian mereka. Meski cemas, mereka tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, dengan tetap memperhatikan perkembangan situasi.


Pihak desa mengupayakan agar informasi mengenai perkembangan aktivitas Gunung Marapi terus diperbarui kepada warga, terutama yang tinggal di daerah rawan. “Kita harus tetap waspada, dan berharap tidak ada korban dari bencana yang mungkin saja terjadi,” tambah Firdaus.


Masyarakat di kawasan ini tetap mengikuti arahan yang disampaikan pemerintah desa dan pihak terkait, sambil mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk jika Gunung Marapi kembali menunjukkan peningkatan aktivitas.


Kewaspadaan ini menjadi langkah awal bagi masyarakat untuk menjaga keselamatan diri dan keluarga mereka dari ancaman bencana alam yang tidak dapat diprediksi dengan pasti.(Ab)