Unes Gelar Pelatihan Penyusunan RPS Berbasis OBE -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Unes Gelar Pelatihan Penyusunan RPS Berbasis OBE

Kamis, 14 November 2024

 

.

Padang, fajarsumbar.com - Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Ekasakti (Unes) menjalani Pelatihan Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) berbasis Outcome Base Education (OBE) di ruang sidang Fakultas Ekonomi Unes, Senin (11/11/2024).


Kegiatan yang diikuti 32 orang dosen, menghadirkan narasumber Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas Padang DR. Hendra Lukito S.E. M.M. Ph.D mengusung tema,
“Melalui Pelatihan RPS OBE Mari Kita Tingkatkan Kualitas Pembelajaran Pada Mahasiswa”

Hal ini diungkapkan  Dekan Fakultas Ekonomi Unes DR. Salfadri, S.E. M.Si, ketika dikonfirmasi Humas Unes di ruang kerjanya, Senin (11/11/2024).

Pada pelatihan Penyusunan Rencana Pembelajaran tersebut, dihadiri Wakil Dekan Jhon Rinaldo, S.E, M.Si, Ketua Prodi Manajemen dan Ketua Prodi Akuntansi.

Dalam sambutanya DR. Salfadri S.E. M.Si mengatakan, pelatihan penyusunan RPS berbasis OBE ini, bertujuan untuk menunjang kurikulum berbasis OBE yang telah dilaksanakan melalui workshop yang sama pada tahun lalu.

Tak hanya itu, namun upaya pembelajaran kita sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh Undang Undang yang terbaru bahwa pembelajaran itu tidak hanya  seperti kelanjutan lama diberikan dosen kepada mahasiswa .

Sekarang mahasiswa ini dibuat lebih aktif belajar, mahasiswa aktif untuk mendapatkan ilmunya  dan juga bagaimana belajar bersama sama dengan temannya dalam membuat proyek serta menyelesaikan suatu kasus.

Kemudian bagaimana dia mengungkapkan pemikirannya dan ilmu yang dimilikinya dalam berdiskusi, juga menilai tingkat kemampuan mahasiswa dalam berhadaptasi dengan teman-temannya dan bekerja bersama-sama tidak hanya sendiri- sendiri, tetapi bekerja dengan kelompok secara maksimal.

Ia menyebutkan, pelatihan ini dikuti oleh Katua Prodi Akuntansi dan Dosen Prodi Akuntansi sebanyak 6 orang, Ketua Prodi Menejemen dan Dosen Prodi Menejemen sebanyak 20 orang, Prodi Menejemen dan Informatika (D. III MIK) 6 orang.

"Dengan adanya workshop / Pelatihan RPS ini diharapkan dimasa mendatang setiap dosen mengajar harus memiliki RPS, tidak ada mengajar tanpa RPS, sehingga belajarnya  lebih terarah dan terukur serta cara penilaiannya," jelasnya.

RPS ini termasuk salah satu  penilaian dalam akreditasi. 

Ditempat yang sama DR.  Hendra Lukito S.E. M.M. Ph.D dalam paparan materinya mengatakan, RPS berbasis OBE dikelompokannya menjadi 2 bagian, yaitu Rencana Pembelajaran Semester Berbasis Proyek (PjBL) dan Rencana Pembelajaran Semester Berbasis Kasus (CBM).

Menurut Hendra Lukito, perkuliahan konvensional menuntun mahasiswsa untuk dapat mempelajari dan menggali lebih dalam pada konsep keilmuan,  dimana terdapat kelemahan kurangnya pengetahuan atau pengalaman dunia kerja yang diberikan kepada mahasisswa.

RPS PjBL adalah proses pembelajaran yang memuat unsur unsur otonomi, berorientasi tujuan, investigasi konstruktif, kolaborasi, komunikasi dan adanya refleksi dari dunia profesional.

RPS CBM memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memahami materi pembedlajaran dengan mengaplikasikan langwsung pengetahuannya pada kasus  nyatdi dunia kerja.

Pembelajaran berbasis proyek, sebut Hendra adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.

Pembelajaran berbasis kasus adalah proses memperoleh pengetahuan baru berdasarkan pengakuan akan kebutuhan untuk belajar. Pemecahan masalah adalah sampai pada keputusan berdasarkan pengetahuan dan penalaran sebelumnya. Masalah berfungsi sebagai stimulus untuk rasa ingin tahu mahasiswa.

"Berdasarkan pengetahuan mereka sendiri sebelumnya dan kesenjangan yang diidentifikasi dalam pengetahuan itu, mahasiswa menentukan masalah pembelajaran dalam kelompoknya sendiri.  

Mahasiswa kemudian bisa mengidentifikasi dan menggunakan berbagai sumber belajar untuk serta mempelajari masalah ini  dan kembali ke kelompok untuk berdiskusi dan berbagi dengan apa yang diperolehnya.  

Metode ini sangat berguna untuk pemahaman tentang konsep-konsep dasar. Menunjukan relevansi  ilmu dengan praktek profesional dilapangan," sembari mengakhiri paparnya.(Hms/Unes)