Kafein Terkait Risiko Diabetes Tipe 2, Studi Ungkap Hubungannya -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Kafein Terkait Risiko Diabetes Tipe 2, Studi Ungkap Hubungannya

Kamis, 26 Desember 2024

ilustrasi



Serang – Sebuah studi terbaru yang melibatkan peneliti dari Institut Karolinska di Swedia, Universitas Bristol di Inggris, serta Imperial College London, menemukan bahwa konsumsi minuman berkafein dapat meningkatkan risiko diabetes.


Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar kafein dalam darah memengaruhi jumlah lemak tubuh, yang kemudian dapat memengaruhi risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.


“Secara genetik, konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi dikaitkan dengan BMI yang lebih rendah serta massa lemak tubuh yang lebih sedikit,” tulis para ilmuwan dalam laporan yang diterbitkan pada Maret 2023.


“Selain itu, konsentrasi kafein plasma yang lebih tinggi, yang diprediksi secara genetik, berhubungan dengan risiko lebih rendah terhadap diabetes tipe 2. Sekitar 50% efek kafein terhadap diabetes tipe 2 diperkirakan melalui penurunan BMI," jelas laporan tersebut.


Mengutip Science Alert pada Rabu (7/2/2024), penelitian ini menggunakan data genetik dari kurang lebih 10.000 individu. Para peneliti menganalisis variasi genetik yang terkait dengan metabolisme kafein, terutama pada gen CYP1A2 dan gen pengaturnya, AHR.


Orang dengan variasi genetik tertentu diketahui memetabolisme kafein lebih lambat, sehingga kafein bertahan lebih lama dalam darah. Namun, mereka umumnya cenderung mengonsumsi kafein dalam jumlah yang lebih sedikit.


Peneliti menggunakan pendekatan Mendelian randomization untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat antara kadar kafein dalam darah, risiko penyakit seperti diabetes, serta faktor gaya hidup dan massa tubuh.


Meski penelitian ini menemukan hubungan signifikan antara kadar kafein, BMI, dan risiko diabetes tipe 2, tidak ada kaitan langsung antara kadar kafein dengan penyakit kardiovaskular seperti fibrilasi atrium, gagal jantung, maupun stroke.


Penelitian sebelumnya sudah mengaitkan konsumsi kafein dalam jumlah sedang dengan kesehatan jantung yang lebih baik dan BMI yang lebih rendah. Studi ini memperkaya pemahaman tentang efek kopi dan kafein terhadap tubuh.


Namun, perlu diingat bahwa tidak semua efek kafein menguntungkan bagi tubuh. Oleh karena itu, konsumsi kafein tetap harus diperhatikan dengan bijak, meskipun hasil studi ini memberikan wawasan baru mengenai batas konsumsi ideal kafein untuk kesehatan. (des*)