Menapaki Jalan Pengabdian Guru, Kisah Sri Murti Menginsprasi dan Membentuk Masa Depan -->

Iklan Muba

Menapaki Jalan Pengabdian Guru, Kisah Sri Murti Menginsprasi dan Membentuk Masa Depan

Kamis, 26 Desember 2024
Dra.Sri Murti, S.Pd mantan Guru MAN 2 Agam (foto.saco) 



Sri Murti, seorang mantan guru yang telah mengabdi di MAN Batu Mandi (sekarang MAN 2 Agam) lebih dari tiga dekade, adalah sosok yang luar biasa. Mengawali kariernya sebagai pegawai TU pada tahun 1987, perjalanan hidupnya membuktikan bahwa semangat untuk terus belajar dan mendidik tidak mengenal batas. Dilahirkan pada 16 November 1961, Sri Murti memulai perjalanan pendidikannya dengan penuh semangat, meskipun awalnya ia bercita-cita menjadi seorang pengacara.


Namun, takdir berkata lain. Sri Murti memilih untuk mengabdi sebagai guru, memegang mata pelajaran Aqidah Akhlak, Fiqih, hingga Sejarah. Pendidikan formalnya sampai S1 pada dua Kampus yang berbeda. Yakni Sarjana pada Fakultas Tarbiyah IAIN (UIN) Imam Bonjol Padang, dan S1 di IKIP Padang (UNP). Sehingga kecintaannya pada dunia pendidikan dan pengajaran tidak pernah surut. Bahkan, pada tahun 1990, ia menjadi guru penuh waktu dan terus mengajar hingga pensiun pada tahun 2021 dengan pangkat IV/c.


Bagi Sri Murti, menjadi seorang guru bukan hanya tentang mengajar, tetapi lebih kepada mendidik. Ia sering mengingatkan bahwa tugas seorang guru bukan sekadar memberikan materi pelajaran, tetapi juga memotivasi siswa untuk mencari ilmu. 


Sehingga peserta didik bersemangat mencari ilmu, bukan menuntut ilmu. Sebab, ungkapan menuntut itu berkonotasi kepada masalah hukum, sedangkan mencari ilmu tentu ada upaya dan usaha untuk dimiliki serta dikuasai. Begitu Sri Murti berfalsafah menyemangati siswa ketika berdinas sebagai pendidikan sekitar 34 tahun lamanya. 


Dengan pendekatan yang penuh kesabaran, ia selalu berusaha mendekati siswa yang lemah dengan cara yang berbeda. Ia percaya bahwa ilmu tidak hanya ditemukan di dalam buku, tetapi juga dari pengalaman dan interaksi dengan guru.


Melalui pendekatan yang penuh empati dan doa, Sri Murti telah berhasil membimbing banyak siswa untuk menemukan motivasi dalam belajar. Tidak sedikit dari mereka yang berhasil sukses dalam karier anak didiknya, bahkan ada yang bekerja di luar negeri, seperti di Amerika Serikat dan Jepang. Kisah sukses siswa-siswanya menjadi bukti nyata bahwa dedikasi seorang guru dapat mengubah hidup banyak orang.


Meskipun telah pensiun, Sri Murti yang bincang-bincang dengan awak media fajarsumbar.com ini dikediamannya, Pakan Kamih, Jorong Koto Malintang, Nagari Koto Tangah, Kamang, Agam, Kamis (26/12/2024), tetap dikenang oleh banyak orang. Ia menjadi satu-satunya alumni MAN Batu Mandi yang kembali mengabdi di sekolahnya tersebut. Bagi Sri Murti, mengajar adalah sebuah amal ibadah yang tak ternilai. 


Isteri dari H.Zainal Fanani Malin Sutan yang telah dikarunia lima anak dan seorang cucu tersebut memiliki motto hidup, "Melakukan perubahan yang terbaik untuk sesama", yang selalu ia pegang teguh dalam menjalani profesinya sebagai pendidik.


Dikenal sebagai pribadi yang ramah dan sabar, Sri Murti tidak hanya berperan sebagai guru di dalam kelas, tetapi juga sebagai sosok pembimbing di luar kelas. Ia selalu berusaha untuk memahami permasalahan pribadi siswa, memberikan nasihat, dan mendorong mereka untuk terus berusaha menjadi yang terbaik. 


Dalam setiap tindakannya, ia selalu mengingatkan bahwa menjadi guru bukan hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang mendidik karakter dan moral siswa.


Meskipun perjalanan hidupnya tidak selalu mudah, Sri Murti tetap menunjukkan keteguhan hati dan komitmen untuk terus belajar, mengajar dan mendidik. Ia menyadari bahwa perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil, dan melalui dedikasinya, ia berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi generasi mendatang.


Kini, setelah pensiun, Sri Murti masih tetap aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan di masyarakat, berbagi ilmu dan pengalaman yang telah ia raih selama bertahun-tahun.


Kesuksesan dalam karier sebagai seorang guru bukan hanya diukur dari berapa banyak siswa yang lulus, tetapi juga dari bagaimana seorang guru mampu membentuk karakter dan memberikan bekal hidup yang berarti bagi siswanya kelak.


Hal ini adalah filosofi hidup yang terus dijunjung tinggi oleh Sri Murti. Ia percaya bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa, dan tugas seorang guru adalah membantu mereka menemukan potensi tersebut.


Peran seorang guru dalam kehidupan seseorang sangatlah penting, dan Sri Murti telah membuktikan bahwa dedikasi, kesabaran, dan kasih sayang kepada siswa akan membawa dampak besar bagi masa depan mereka. Sri Murti adalah bukti nyata bahwa profesi guru lebih dari sekadar pekerjaan, ia adalah panggilan hidup untuk memberikan perubahan positif bagi sesama.


Melihat perjalanan hidup Sri Murti, kita belajar bahwa menjadi seorang pendidik bukanlah hal yang mudah, namun sangat mulia. Mendidik dengan penuh kasih sayang, menjadikan siswa sebagai prioritas, dan terus berusaha untuk menjadi yang terbaik, adalah kunci untuk menciptakan perubahan yang berarti. Bagi Sri Murti, mengajar adalah jalan hidup yang telah ia pilih dengan penuh rasa tanggung jawab dan keikhlasan.


Meskipun telah pensiun, Sri Murti tetap menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Bagi banyak siswa dan rekan sejawat, Sri Murti adalah sosok yang tak akan terlupakan. Ia mengajarkan kita bahwa melalui pengabdian, kesabaran, dan semangat untuk terus belajar, seorang guru dapat memberikan kontribusi besar bagi masa depan bangsa.


Dengan pengalaman dan kebijaksanaannya, Sri Murti terus menjadi teladan bagi generasi penerus. Melalui cerita hidupnya, ia menunjukkan bahwa menjadi seorang guru bukan hanya sekadar profesi, tetapi juga panggilan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan hati yang penuh kasih, Sri Murti telah mengajarkan banyak orang tentang pentingnya pendidikan dan dedikasi untuk sesama.(saco).