![]() |
ilustrasi |
Bengkulu – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu telah menonaktifkan tiga kandang jebak harimau sumatera yang sebelumnya dipasang di Kabupaten Mukomuko, pada Rabu (29/1/2025).
Pemasangan kandang jebak tersebut dilakukan setelah seorang warga bernama Ibnu Octavianto (22) menjadi korban serangan harimau sumatera pada awal Januari 2025. Ibnu, warga Desa Tunggal Jaya, Kecamatan Teras Terunjam, Kabupaten Mukomuko, ditemukan meninggal dunia akibat luka cakaran dan gigitan harimau sumatera pada Selasa (7/1/2025).
Ibnu sebelumnya pergi untuk mencari rumput pakan ternak, namun tak kembali hingga malam hari. Warga yang mencarinya akhirnya menemukan jenazahnya di kebun kelapa sawit milik warga.
Setelah kejadian tersebut, harimau sumatera diketahui juga menyerang hewan ternak, dengan jejak-jejaknya ditemukan di beberapa tempat.
Untuk mengantisipasi terjadinya korban lain, BKSDA memasang kandang jebak di lokasi tersebut. "Kandang jebak telah terpasang selama 21 hari. Meskipun harimau sumatera tidak terjebak, kami menilai situasi sudah aman, sehingga kami memutuskan untuk menonaktifkan tiga kandang jebak," ujar Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, saat dihubungi pada Kamis (30/1/2025).
Meskipun situasi dianggap aman, Said Jauhari tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada. BKSDA juga akan terus memantau perkembangan lebih lanjut. Saat ini, tidak ada jejak baru harimau sumatera di sekitar lokasi kejadian, dan BKSDA menduga harimau tersebut telah kembali ke habitatnya di kawasan hutan. "Kami menduga harimau sumatera telah kembali ke habitatnya. Kami mengimbau warga untuk tetap waspada," tambah Said.(des*)