Komentar |
| Petugas tengah bersiap melakukan penerbangan penyemaian awan (operasi modifikasi cuaca) |
Padang- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di Provinsi Sumatera Barat pada 21-28 Januari untuk mengurangi dampak bencana hidrometeorologi ekstrem selama puncak musim hujan.
Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, yang akrab disapa Seto, menjelaskan bahwa OMC bertujuan untuk mengurangi potensi bencana yang disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi di Sumbar.
"OMC di Sumbar berhasil mengurangi dampak buruk dari bencana hidrometeorologi. Selama proses ini, sebanyak sembilan sorti penerbangan penyemaian awan dilakukan dengan total sembilan ton bahan NaCI powder yang disebarkan selama 16 jam 11 menit," kata Seto, Kamis.
Seto juga menjelaskan bahwa pelaksanaan OMC ini berawal dari permintaan Pj Gubernur Sumatera Barat kepada Kepala BMKG, untuk membantu mengendalikan hujan lebat yang berpotensi menyebabkan bencana. Berdasarkan data BMKG, hujan dengan intensitas sangat lebat (100-150 mm/hari) diperkirakan akan terjadi, sehingga OMC dilakukan untuk mengurangi curah hujan tinggi tersebut.
"Hasilnya, selama periode OMC, tidak terjadi hujan ekstrem dengan intensitas lebih dari 150 mm/hari. Ini berbeda dengan periode sebelum OMC, di mana hujan lebat dan ekstrem masih sering terjadi," tambah Seto.
Seto juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan OMC ini merupakan hasil kolaborasi antara BMKG dengan berbagai pihak terkait, termasuk operator swasta yang didampingi oleh BMKG. Sosialisasi mengenai mekanisme OMC juga telah dilakukan oleh BMKG ke berbagai pihak di seluruh provinsi di Indonesia.
Operasi Modifikasi Cuaca di Sumbar ini didukung penuh oleh Pemprov Sumbar, BNPB, BPBD Provinsi Sumbar, AirNav, PT Angkasa Pura Indonesia, PT Smart Cakrawala Aviation, dan seluruh UPT BMKG di Sumatera Barat. (des*)