Industri Otomotif Thailand Alami Penurunan Produksi dan Penjualan pada tahun 2024 -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Industri Otomotif Thailand Alami Penurunan Produksi dan Penjualan pada tahun 2024

Jumat, 31 Januari 2025

Toyota Corolla Cross saat tampil di ajang Bangkok Motor Show 2020


Jakarta - Industri otomotif Thailand mengalami kemerosotan signifikan sepanjang 2024. Federasi Industri Thailand melaporkan bahwa produksi kendaraan roda empat atau lebih di negara tersebut mengalami penurunan tajam.


Sepanjang tahun tersebut, total produksi mobil hanya mencapai 1,47 juta unit, turun dari 1,83 juta unit pada tahun sebelumnya. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 20 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan kontraksi yang berlangsung selama 17 bulan berturut-turut.


Penurunan juga terjadi di sektor penjualan domestik, bahkan dengan angka yang lebih drastis. Sepanjang 2024, total penjualan mobil di Thailand merosot hingga 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, hanya mencapai 572.675 unit. Angka ini menjadi yang terendah dalam 15 tahun terakhir.


Juru Bicara Asosiasi Industri Otomotif Thailand, Surapong Paisitpattanapong, menjelaskan bahwa pelemahan industri ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk ketatnya kebijakan perbankan dalam pemberian kredit serta tingginya utang rumah tangga.


"Sepanjang 2024, tingkat penolakan kredit mobil meningkat hingga 70 persen," ujar Surapong, dikutip dari Reuters, Kamis (30/1/2025). Melemahnya permintaan pasar domestik turut memberikan dampak besar terhadap sektor manufaktur otomotif Thailand, dengan kapasitas produksi pabrik-pabrik turun hingga sekitar 58 persen pada November 2024.


Sebagai langkah penanggulangan, pemerintah Thailand memberlakukan sejumlah kebijakan keringanan utang bagi masyarakat yang kesulitan membayar cicilan kendaraan. Saat ini, rasio utang rumah tangga Thailand mencapai 86 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Kondisi ini semakin melemahkan daya beli masyarakat, yang berimbas pada sektor otomotif.


Sebagai perbandingan, penjualan mobil di Indonesia pada 2024 tercatat mencapai 865.723 unit secara wholesales dan 889.680 unit secara ritel. Meski demikian, angka tersebut mengalami penurunan sebesar 13,9 persen secara tahunan.


Di sisi lain, ekspor mobil Thailand sepanjang 2024 juga mengalami penurunan sebesar 8,8 persen menjadi 1,02 juta unit, sedikit di bawah target tahunan sebesar 1,05 juta unit. Surapong menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketidakstabilan geopolitik, meningkatnya persaingan di segmen kendaraan listrik, serta pengetatan standar emisi di beberapa negara tujuan ekspor.


Meskipun menghadapi tantangan besar, pelaku industri otomotif Thailand tetap optimistis terhadap pemulihan pada 2025. Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah memperluas pasar ekspor.


"Diperkirakan produksi mobil pada 2025 akan meningkat menjadi 1,5 juta unit, dengan sekitar dua pertiga dari jumlah tersebut dialokasikan untuk pasar ekspor," pungkas Surapong.(des*)