Bambang Brodjonegoro: Pertumbuhan Ekonomi RI Belum Merata -->

Iklan Muba

Bambang Brodjonegoro: Pertumbuhan Ekonomi RI Belum Merata

Rabu, 19 Februari 2025

Menkeu era Jokowi, Bambang P.S. Brodjonegoro


Jakarta – Penasihat Khusus Presiden RI bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan pandangannya terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.


Menurutnya, peningkatan ekonomi yang terjadi sejauh ini lebih banyak menguntungkan masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi, sementara kelompok berpenghasilan menengah hingga rendah belum merasakan dampak yang signifikan.


Dalam acara Indonesia Economic Summit 2025 yang diselenggarakan oleh Indonesia Business Council (IBC), Bambang menjelaskan bahwa kondisi ini dapat terlihat dari data Gini Ratio yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut lebih banyak membahas kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, termasuk mereka yang berada di garis kemiskinan, sedangkan kelompok berpenghasilan tinggi jarang menjadi sorotan.


"Itulah sebabnya setiap kali kita melihat data Gini Ratio, sering kali ada anggapan bahwa ketimpangan ekonomi tidak begitu besar. Padahal, jika kita membagi masyarakat ke dalam lima kategori, yaitu berpenghasilan tinggi, menengah, calon kelas menengah, hampir miskin, dan miskin, data BPS hanya menyoroti kelompok terbawah," jelas Bambang dalam acara yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta, pada Selasa (18/2/2025).


Kendati demikian, Bambang mengapresiasi perkembangan terbaru yang menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia telah turun di bawah 9%. Hal ini mengindikasikan adanya pengurangan jumlah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.


Namun, ia menekankan bahwa jika dilihat secara keseluruhan, distribusi populasi masih lebih condong pada tiga kelompok terbawah, yakni calon miskin, hampir miskin, dan miskin.


"Saya tentu senang melihat angka kemiskinan yang turun di bawah 9%, karena itu berarti jumlah masyarakat miskin berkurang. Tetapi, jika kita perhatikan lebih jauh, sebagian besar populasi masih didominasi oleh kelompok hampir miskin dan calon miskin," ujar Bambang.


Ia pun memberikan masukan agar peningkatan kualitas pendapatan masyarakat kelas menengah ke bawah menjadi perhatian utama. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah daya beli, pendapatan riil, serta investasi.


"Prioritas utama kita adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendapatan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, khususnya mereka yang hampir miskin dan kelompok menengah yang sedang berupaya naik kelas. Kuncinya terletak pada daya beli, pendapatan riil, serta investasi," pungkasnya.(des*)