![]() |
. |
Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencurigai adanya pihak yang mendanai pelarian Harun Masiku, yang telah lima tahun berstatus buron. Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) UGM mendorong KPK untuk bekerja sama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) guna menelusuri aliran dana yang diduga digunakan dalam pelarian tersebut.
"Pelacakan bisa dilakukan dengan menelusuri transaksi keuangan, dan PPATK bisa membantu dalam hal ini. Transaksi seperti itu dapat ditelusuri, termasuk melalui komunikasi digital, karena biasanya setelah melakukan transfer, orang akan memberi tahu pihak terkait," ujar Peneliti Pukat UGM, Zaenur Rohman, kepada wartawan, Jumat (21/2/2025).
Zaenur menduga transaksi tersebut menggunakan identitas pihak lain untuk menyamarkan aliran dana. Ia juga meminta KPK memastikan apakah ada keterkaitan dengan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan perintangan penyidikan.
"Segala transaksi bisa ditelusuri. Dalam praktik kejahatan, penggunaan nama orang lain atau perantara bukanlah hal baru bagi penyidik KPK. Sekarang tinggal dibuktikan apakah ada kaitannya dengan Hasto," jelasnya.
Menurut Zaenur, pendalaman kasus ini sangat penting. Ia menegaskan bahwa KPK memiliki metode penyelidikan, termasuk penyadapan, untuk mengungkap keterlibatan berbagai pihak.
"KPK tentu melakukan penyadapan, tidak hanya terhadap Hasto, tetapi juga lingkaran terdekatnya. Jika Harun Masiku memang mendapat dukungan dana, KPK harus mengungkap siapa pihak yang menyokongnya," tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, menyatakan bahwa seseorang yang melarikan diri pasti memerlukan dana untuk tempat tinggal dan transportasi. KPK saat ini tengah menelusuri siapa saja yang terlibat dalam pendanaan pelarian Harun Masiku.
"Kami sedang mendalami hal ini karena seorang buron pasti membutuhkan biaya hidup, termasuk untuk berpindah tempat, menyewa tempat tinggal, hingga transportasi. Oleh karena itu, kami berusaha mengungkap siapa saja yang berperan sebagai donatur dalam pelariannya," ujar Asep dalam konferensi pers, Kamis (20/2/2025).
"Kami masih menyelidiki dan belum bisa mengungkap hasilnya saat ini. Mohon bersabar, kami akan mengungkap siapa saja yang terlibat. Seorang buron tidak bisa bekerja secara terbuka karena akan mudah dikenali, sehingga pasti ada pihak yang menopang kebutuhan hidupnya. Itu yang sedang kami dalami," pungkasnya.(des*)