Pabrik BYD di Subang Targetkan Produksi 150.000 Mobil per Tahun -->

Iklan Cawako Sawahlunto

Pabrik BYD di Subang Targetkan Produksi 150.000 Mobil per Tahun

Sabtu, 01 Februari 2025
BYD Bakal Bangun Pabrik di Subang.



Jakarta – Produsen otomotif asal Tiongkok, BYD Auto Industry Co, Ltd, menegaskan komitmennya untuk berinvestasi sebesar Rp16,3 triliun di Indonesia. Investasi ini akan diwujudkan melalui pembangunan pabrik di Subang Smartpolitan, dengan target operasional pada akhir 2026.


Pembangunan Pabrik BYD di Indonesia

Fasilitas produksi yang dikelola oleh PT BYD Motor Indonesia ini dirancang untuk memiliki kapasitas produksi hingga 150.000 unit kendaraan per tahun. Pabrik ini akan memproduksi kendaraan berteknologi inovatif, yaitu Super Dual Model Hybrid, yang menggabungkan mesin pembakaran internal dengan baterai listrik.


Teknologi yang diterapkan merupakan Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV), yang menawarkan daya tempuh luar biasa, yakni antara 1.000 hingga 2.100 kilometer dalam satu kali pengisian penuh bahan bakar dan baterai.


Kunjungan ke Pabrik BYD di Tiongkok

Sekretaris Jenderal Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Otomotif, Hasstriansyah MPP, berkesempatan mengunjungi pabrik BYD di Shenzhen, Tiongkok. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap lini produk yang dikembangkan oleh BYD.


"Model seperti Denza D9, YangWang U8, YangWang U9, dan Fangchengbao 5 menawarkan fitur yang lengkap, desain mewah, serta performa tangguh. Kendaraan ini dapat melaju dari 0-100 km/jam dalam waktu kurang dari tiga detik dan bahkan memiliki kemampuan off-road yang luar biasa, termasuk dapat mengapung di air," ujarnya, Sabtu (1/2/2025).


Teknologi Inovatif BYD

Menurut Hasstriansyah, pencapaian BYD tidak lepas dari dukungan ribuan paten teknologi yang dikembangkan oleh puluhan ribu insinyur di 11 pusat penelitian dan pengembangan (R&D) milik perusahaan tersebut.


Kolaborasi Indonesia dengan BYD

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, industri, dan para pengusaha muda dalam mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia.


"Kita tidak boleh hanya menjadi pasar. Indonesia harus berperan dalam rantai pasok global, sehingga manfaat investasi ini dapat dirasakan secara maksimal," tambahnya.


Hasstriansyah meyakini bahwa kehadiran BYD di Indonesia akan mempercepat transformasi industri otomotif menuju elektrifikasi, sekaligus membangun ekosistem yang lebih matang.


"Kita harus melihat ini sebagai peluang besar. Sektor tenaga kerja, riset, dan inovasi harus dimanfaatkan agar industri otomotif nasional semakin berkembang," ujarnya.


HIPMI Otomotif, lanjut Hasstriansyah, akan terus mengawal investasi ini agar berjalan optimal serta memberikan dampak positif bagi pelaku usaha dan masyarakat Indonesia.


"Kami siap mendukung penuh, termasuk menjembatani BYD dengan berbagai pemangku kepentingan lokal, agar investasi ini benar-benar membawa manfaat bagi perekonomian nasional," pungkasnya.(BY)