Putera Padang Pariaman, Prof.Yusrizal Guru Besar Unja Menjadi Inspirasi dengan Semangat Tak Kenal Menyerah -->

Iklan Muba

Putera Padang Pariaman, Prof.Yusrizal Guru Besar Unja Menjadi Inspirasi dengan Semangat Tak Kenal Menyerah

Sabtu, 22 Februari 2025
Prof. Yusrizal Guru Besar Universitas Jambi bersama keluarga. 
Ia merupakan putera Koto Mambang, Nagari Sungai Durian, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman


Prof. Ir. Yusrizal, M.Sc., Ph.D., menjadi salah satu dari 11 guru besar yang resmi dikukuhkan di Universitas Jambi (UNJA), pada Selasa (18/02/2025) di Gedung Balairung UNJA, Mendalo, Kota Jambi.


Pengukuhan ini menandai puncak dari perjalanan akademik yang luar biasa dari seorang anak Pariaman yang bermula dari pendidikan dasar hingga meraih gelar doktor di luar negeri.


Lahir di Pariaman pada 4 Februari 1963, Prof. Yusrizal mengawali perjalanan pendidikannya di SD Negeri 57 Padang, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Padang dan SMA Negeri 1 Padang. Setelah menamatkan SMA, beliau melanjutkan pendidikan Strata Satu (S1) di Fakultas Peternakan Universitas Andalas pada 1987.


Pada 1994-1996, ia melanjutkan studi S2 di bidang Ilmu Unggas (Poultry Science) di Mississippi State University, USA, dan kemudian meneruskan studi S3 dengan bidang yang sama, ditambah dengan Ilmu Pangan.


Ia berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya dalam waktu kurang dari tiga tahun, tepat pada 5 Desember 2002.


Dalam pengukuhannya sebagai guru besar, Prof. Yusrizal mengungkapkan betapa pentingnya pendidikan untuk memutuskan rantai kemiskinan. 


"Pendidikan itu merubah nasib. Saya berasal dari keluarga yang sederhana, anak seorang guru dengan pendapatan yang terbatas. Tapi, pendidikan telah memberikan saya kesempatan untuk berkembang," ujarnya ketika dihubungi Wartawan fajarsumbar,com, pada Sabtu sore (22/2/2025).


Namun, perjalanan akademiknya tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang ia hadapi terjadi saat mencoba melanjutkan studi S2. Meskipun telah berusaha melamar di berbagai perguruan tinggi dalam negeri, ia tidak diterima. Tidak menyerah, Prof. Yusrizal akhirnya mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di luar negeri.


"Saat saya tidak diterima di dalam negeri, kesempatan saya hanya ada di luar negeri. Itu tantangan terbesar dalam hidup saya. Setelah tes kesepuluh, akhirnya saya berhasil diterima di Amerika untuk S2 dan S3," kenangnya.


Menyadari bahwa tantangan pendidikan masa depan akan semakin berat, Prof. Yusrizal berpesan kepada generasi muda agar tidak mudah menyerah dalam perjalanan akademiknya.


"Jangan sampai menyerah untuk menyelesaikan pendidikan. Generasi muda sekarang harus mengikuti perubahan zaman dan tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi global," tegasnya.


Kata kunci yang selalu dipegang Prof. Yusrizal dalam perjalanan akademiknya adalah "Jangan Menyerah". Ia berharap generasi akademisi muda, terutama dosen muda yang sedang menjalani pendidikan S2, akan melanjutkan perjuangannya hingga meraih gelar doktor, bahkan menjadi profesor.


"Dalam perjalanan akademik, kunci suksesnya adalah terus berjuang dan jangan pernah menyerah," tutupnya.


Pesan Prof. Yusrizal diharapkan menjadi pedoman bagi generasi akademisi muda untuk terus berkembang, beradaptasi dengan teknologi, dan berkontribusi dalam dunia pendidikan. Dengan semangat pantang menyerah, perjalanan akademik beliau menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang bercita-cita tinggi dalam menempuh pendidikan.(saco/unja.ac.id)