![]() |
Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT kembali erupsi |
Jakarta – Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi sebanyak dua kali dalam periode enam jam berdasarkan pemantauan pada Sabtu (8/3) dari pukul 06.00 hingga 12.00 WITA.
"Dua kali letusan tercatat dengan amplitudo antara 29,6 mm hingga 44,4 mm, dengan durasi letusan berkisar antara 46 detik hingga 48 detik," ujar Herman Yosef S. Mboro, petugas pemantau Gunung Lewotobi Laki-laki, dalam laporan yang diterima di Labuan Bajo pada hari yang sama.
Erupsi yang terjadi pada pukul 10.32 WITA dan 10.41 WITA ini tidak menunjukkan kolom abu yang dapat diamati.
Selain itu, dalam periode pengamatan tersebut, tercatat tujuh kali gempa hembusan dengan amplitudo antara 5,9 mm hingga 22,2 mm dan durasi 38 detik hingga 171 detik. Terdeteksi pula dua kali gempa tremor harmonik dengan amplitudo 2,9 mm hingga 5,9 mm serta durasi antara 48 detik hingga 119 detik.
Lebih lanjut, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 29,6 mm, S-P 3,8 detik, dan durasi 38 detik juga tercatat. Sementara itu, satu gempa tektonik jauh memiliki amplitudo 4,4 mm dengan durasi antara 125 detik hingga 197 detik, meskipun nilai S-P tidak terbaca.
Selama periode pemantauan, kondisi cuaca di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dilaporkan cerah hingga berawan, dengan angin bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara berkisar antara 22°C hingga 31,7°C.
Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-laki berada di Level III atau Siaga. Oleh karena itu, masyarakat serta pengunjung diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari pusat erupsi, serta di sektor Barat Daya hingga Timur Laut dalam jarak 6 km.
Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan pemerintah daerah, serta tidak mudah percaya pada informasi yang belum terverifikasi.
Selain itu, warga yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Lewotobi Laki-laki, terutama di wilayah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote, diingatkan untuk mewaspadai potensi banjir lahar hujan jika terjadi curah hujan tinggi.
Masyarakat yang terdampak hujan abu diharapkan menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari dampak buruk abu vulkanik terhadap sistem pernapasan.(des*)