Kepala Bappeda Sumbar Bantah Isu Pembangunan Stagnan -->

Iklan Muba

Kepala Bappeda Sumbar Bantah Isu Pembangunan Stagnan

Sabtu, 29 Maret 2025
.


Padang, fajarsumbar.com – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sumatera Barat (Sumbar), Medi Iswandi, menegaskan bahwa klaim mengenai stagnasi pembangunan di Sumbar selama 15 tahun terakhir tidak berdasar.


Menurut Medi, anggapan tersebut tidak didukung oleh data valid dan lebih bersifat asumsi subjektif. “Kami menyayangkan adanya opini yang menyebut pembangunan di Sumbar stagnan. Tudingan itu kurang tepat dan tidak memiliki landasan referensi yang kuat,” ujar Medi di Padang, Sabtu (29/3/2025).


Medi memaparkan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Sumbar mencatat berbagai kemajuan signifikan, khususnya dalam lima tahun terakhir di bawah kepemimpinan Gubernur Mahyeldi Ansharullah.


Sejumlah indikator pembangunan menunjukkan peningkatan, termasuk Indeks Daya Saing Daerah, Indeks Perencanaan Pembangunan Daerah, dan Indeks Ketahanan Daerah. Selain itu, angka kemiskinan, rasio gini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), serta rata-rata lama sekolah di Sumbar terus membaik. Atas capaian tersebut, pemerintah pusat memberikan apresiasi dalam bentuk berbagai penghargaan.


“Di bawah kepemimpinan Buya Mahyeldi, Sumbar mengalami kemajuan pesat. Hal ini bukan sekadar klaim, melainkan didukung oleh data BPS dan pengakuan dari pemerintah pusat,” jelasnya.


Lebih lanjut, Medi menguraikan pencapaian Sumbar berdasarkan data nasional. IPM Sumbar mencapai angka 76,43, yang menempatkannya sebagai provinsi dengan IPM tertinggi kedua di Sumatera dan peringkat keenam di Indonesia.


Indeks Daya Saing Daerah Sumbar juga meningkat hingga 3,70, menjadi yang tertinggi di Sumatera bersama Sumatera Utara, serta berada di posisi teratas secara nasional di luar Pulau Jawa dan Bali. Sementara itu, Indeks Ketahanan Daerah Sumbar tercatat pada angka 0,5, mencerminkan stabilitas ekonomi dan sosial yang baik.


Di bidang kesejahteraan masyarakat, tingkat kemiskinan Sumbar pada 2024 turun menjadi 5,42%, angka terendah dalam satu dekade terakhir. Rasio gini atau tingkat ketimpangan ekonomi tercatat sebesar 0,287, sedangkan nilai tukar petani terus meningkat.


Indeks Perencanaan Pembangunan Daerah Sumbar juga mencapai 94,59, menjadikannya provinsi kedua terbaik secara nasional dalam efektivitas perencanaan pembangunan, hanya sedikit di bawah Jawa Barat berdasarkan penilaian Kementerian PPN/Bappenas tahun 2024.


Dari segi pendidikan, IPM Sumbar sebesar 76,43 menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah yang berada di atas rata-rata nasional.


Sumbar juga mencatat peningkatan signifikan dalam raihan penghargaan nasional. Pada 2022, provinsi ini menerima 28 penghargaan, sementara pada 2024 jumlahnya melonjak menjadi 41.


“Semua pencapaian ini merupakan bukti nyata keberhasilan pembangunan di Sumbar. Oleh karena itu, aneh jika masih ada pihak yang menyatakan pembangunan di daerah ini stagnan,” tutur Medi.


Medi pun mengajak semua pihak untuk melihat pembangunan dari berbagai aspek, tidak hanya infrastruktur tetapi juga pengembangan sumber daya manusia, sosial, dan ekonomi.


Ia menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap kritik dan masukan, namun menekankan pentingnya kritik yang berbasis data dan fakta. “Kami sangat menerima saran yang konstruktif. Namun, hendaknya kritik didasarkan pada data dan fakta yang valid, bukan sekadar opini atau asumsi. Mari bersama-sama mendorong percepatan pembangunan Sumbar ke depan,” tutupnya. (adpsb/bud)