![]() |
Trump Ingatkan Rusia-Ukraina jika Perundingan Damai Terus Buntu. |
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa negaranya tidak akan terus mengambil peran sebagai mediator dalam konflik antara Rusia dan Ukraina jika proses negosiasi menemui jalan buntu. Ia menegaskan bahwa jika salah satu pihak terlalu sulit diajak bekerja sama, maka AS akan mundur dari upaya tersebut.
1. Trump Dorong Perdamaian Tapi Tak Mau Berlarut-larut
Dalam pernyataannya di Ruang Oval pada hari Jumat, Trump mengungkapkan harapannya agar gencatan senjata bisa segera dicapai, meski ia tidak menargetkan waktu spesifik. Yang terpenting, menurutnya, adalah perdamaian bisa terwujud dalam waktu dekat.
Pernyataan Trump datang tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyampaikan bahwa Amerika hanya akan terus terlibat jika terdapat perkembangan nyata dalam waktu singkat.
“Kami tidak akan menginvestasikan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan tanpa hasil,” kata Rubio seperti dikutip BBC, Sabtu (19/4/2025). Ia menambahkan bahwa pemerintah AS memiliki fokus dan agenda lain yang perlu diperhatikan.
Sementara itu, konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung. Serangan terbaru yang terjadi pada hari Jumat menewaskan dua warga sipil dan melukai lebih dari 100 orang di wilayah Kharkiv dan Sumy, yang terletak di timur laut Ukraina.
Invasi militer Rusia ke Ukraina dimulai sejak tahun 2022. Hingga kini, pergerakan pasukan Rusia di wilayah timur Ukraina terus berlanjut, meskipun cukup lambat. Presiden Vladimir Putin sendiri telah mengajukan sejumlah prasyarat untuk menyetujui gencatan senjata.
Trump pun menanggapi situasi tersebut secara tegas. “Kita sedang berbicara tentang korban jiwa. Kalau bisa dihentikan, maka harus dihentikan,” ujarnya.
Namun ia juga menyampaikan bahwa jika salah satu pihak terus mempersulit tercapainya perdamaian, maka AS tidak akan memaksakan diri untuk terus terlibat. “Kalau mereka keras kepala, kita akan menyebutnya bodoh dan kejam, lalu kita mundur dan fokus ke hal lain,” kata Trump.
2. Amerika Tak Menyalahkan Satu Pihak
Meskipun di awal pemerintahan Trump optimis bisa membantu mendamaikan kedua negara, kenyataannya belum ada tanda-tanda gencatan senjata yang konkret. Washington pun menilai bahwa kebuntuan yang terjadi adalah akibat sikap dari kedua belah pihak.
Dalam pertemuan terbaru dengan para pemimpin Eropa di Paris pada hari Kamis, Rubio kembali menekankan bahwa waktu untuk menilai kelanjutan mediasi sudah sangat mendesak.
“Kita berbicara dalam hitungan hari, bukan minggu. Sekarang saatnya menentukan apakah perdamaian ini memungkinkan,” jelas Rubio.
Ia pun tidak menutup mata bahwa meraih kesepakatan damai antara Rusia dan Ukraina adalah tantangan besar yang tak mudah diselesaikan.(BY)