Jakarta – Bencana banjir menerjang sejumlah wilayah di Provinsi Maluku Utara, mengakibatkan satu orang tewas dan ratusan lainnya harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), bencana tersebut terjadi di Kabupaten Pulau Morotai dan Halmahera Barat.
Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menjelaskan bahwa banjir di Pulau Morotai dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut pada Jumat, 25 April 2025. Curah hujan yang tinggi menyebabkan debit air sungai di Desa Libano, Kecamatan Morotai Jaya, meningkat tajam hingga akhirnya meluap. Derasnya arus air menyeret tiga orang warga yang saat itu tengah menyeberangi sungai.
"Dari tiga orang yang terseret arus, dua telah ditemukan—satu dalam kondisi selamat dan satu lainnya meninggal dunia. Satu orang masih dinyatakan hilang dan hingga kini proses pencarian terus dilakukan oleh BPBD bersama tim gabungan di lapangan," kata Abdul, yang akrab disapa Aam, pada Sabtu, 26 April 2025.
Di wilayah Halmahera Barat, banjir mulai melanda sejak Kamis, 24 April 2025. Akibatnya, ratusan warga terpaksa mengungsi. Data sementara mencatat bahwa sebanyak 776 jiwa dari Kecamatan Ibu serta 76 kepala keluarga dari Kecamatan Ibu Selatan harus dievakuasi, sehingga total pengungsi mencapai 852 orang.
“Banjir yang meluas ini membuat masyarakat harus meninggalkan rumah dan mencari tempat yang lebih aman. Berdasarkan informasi yang kami terima, terdapat 776 pengungsi dari Kecamatan Ibu dan 76 KK dari Ibu Selatan yang turut terdampak,” jelas Aam.
Ia menambahkan, tim BPBD setempat bersama unsur TNI, Polri, dan para relawan masih terus melakukan upaya tanggap darurat serta memantau perkembangan situasi di daerah terdampak.(des*)