Padang – Perum Bulog Wilayah Sumatera Barat tengah melaksanakan pemetaan terhadap sentra-sentra produksi padi di berbagai kabupaten dan kota di wilayah ini. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kelancaran pasokan pangan, terutama saat musim paceklik tiba.
Pemimpin Bulog Wilayah Sumatera Barat, Darma Wijaya, mengatakan, "Setelah target serapan gabah atau beras dari pemerintah pusat tercapai, kami akan fokus pada pemetaan daerah penghasil padi di Sumatera Barat."
Darma menambahkan, pemetaan ini sangat penting untuk memprediksi kebutuhan pangan di daerah serta memastikan keberlanjutan pasokan di Ranah Minang. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat memberikan kepastian pasar bagi petani, sekaligus mengurangi ketergantungan mereka terhadap tengkulak.
“Dengan adanya kepastian ini, kami berharap kesejahteraan petani dapat meningkat,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya untuk menjaga stabilitas harga gabah dan mendorong petani menjual hasil panennya langsung ke Bulog, pihaknya, bersama pemerintah daerah, telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus. Satgas ini bertugas untuk mengedukasi dan mensosialisasikan harga beli pemerintah yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kilogram.
Saat ini, masih ada petani yang memilih menjual gabah kering kepada tengkulak dengan harga yang lebih rendah dari yang ditetapkan pemerintah.
"Walaupun belum sepenuhnya diterima, kami terus mendorong petani untuk menjual padi mereka langsung ke Bulog. Selain harga yang lebih menguntungkan, langkah ini juga mencerminkan peran negara dalam menjamin ketahanan pangan,” jelas Darma.(des*)