![]() |
Seorang wanita mengalami fenomena langka yang membuatnya mengeluarkan keringat darah. |
Jakarta – Seorang perempuan berusia 21 tahun asal Italia mengalami gangguan kesehatan yang tergolong sangat langka dan membingungkan para ahli medis. Selama tiga tahun terakhir, ia mengalami pendarahan spontan dari wajah dan telapak tangan, meski tidak terdapat luka ataupun cedera fisik yang terlihat.
Keluarnya darah bisa terjadi kapan saja, baik saat ia sedang tertidur maupun tengah melakukan aktivitas fisik. Yang lebih mengejutkan, tidak ada penyebab yang jelas, meski ia menyadari bahwa tekanan emosional cenderung memperburuk kondisi tersebut.
Karena merasa terisolasi secara sosial dan mengalami gangguan kecemasan akibat kondisi yang sulit dipahami ini, ia akhirnya memutuskan untuk mencari bantuan medis. Pendarahan yang tak terduga itu membuatnya merasa malu dan memicu depresi serta serangan panik.
Ketika menjalani pemeriksaan di rumah sakit, dokter menyaksikan langsung cairan berwarna merah menyerupai darah keluar dari kulit di bagian wajahnya. Pendarahan berlangsung selama beberapa menit sebelum berhenti secara alami.
Dilansir dari Live Science, hasil analisis mikroskopis terhadap cairan tersebut mengonfirmasi bahwa cairan itu mengandung sel darah merah, yang membuktikan bahwa memang terjadi pendarahan nyata dari kulit.
Pada awalnya, tim medis mempertimbangkan kemungkinan gangguan psikologis seperti factitious disorder, yaitu ketika seseorang secara sengaja berpura-pura sakit untuk mendapatkan perhatian. Namun, tak ditemukan bukti adanya luka tersembunyi atau tindakan manipulatif dari pasien.
Kemungkinan kondisi lain seperti chromhidrosis juga disingkirkan. Chromhidrosis adalah kelainan langka di mana kelenjar keringat menghasilkan cairan berwarna, biasanya kuning, hijau, biru, atau hitam—bukan merah seperti darah.
Setelah meninjau berbagai kemungkinan dan melakukan serangkaian evaluasi, dokter akhirnya menyimpulkan bahwa pasien mengidap hematohidrosis, yaitu kondisi medis sangat langka di mana darah dapat keluar melalui kulit yang utuh tanpa adanya cedera.
Mengenal Hematohidrosis
Hematohidrosis merupakan fenomena medis langka dan belum sepenuhnya dipahami. Individu yang mengalami kondisi ini bisa mengeluarkan darah melalui pori-pori kulit, biasanya saat menghadapi tekanan emosional ekstrem.
Salah satu teori menyatakan bahwa stres berat dapat memicu aktivitas berlebihan dari sistem saraf simpatis, yang kemudian menyebabkan pembuluh darah kapiler di bawah kulit pecah. Darah yang bocor tersebut dapat keluar melalui kelenjar keringat atau folikel rambut.
Teori lain mengaitkan kondisi ini dengan kelainan pada sistem pembekuan darah atau kerapuhan dinding pembuluh darah. Namun, belum ada penjelasan ilmiah yang benar-benar pasti mengenai penyebab utama dari hematohidrosis.
Penanganan Medis dan Tantangan yang Dihadapi
Karena penyebab hematohidrosis belum diketahui secara pasti, pengobatannya pun masih bersifat eksperimental. Dalam kasus pasien dari Italia ini, dokter memberikan propranolol—obat yang biasa digunakan untuk mengatasi hipertensi dan gangguan jantung—yang juga pernah digunakan pada pasien hematohidrosis lain dengan hasil cukup positif.
Setelah menjalani pengobatan, pasien melaporkan bahwa intensitas dan frekuensi pendarahan menurun, meskipun belum hilang sepenuhnya. Pemantauan lanjutan tetap diperlukan untuk melihat efektivitas jangka panjang serta kemungkinan efek samping dari terapi yang diberikan.(BY)