Menteri ATR/BPN Dorong Sulteng Bangkit Lewat Tanah Produktif, “Jangan Sampai Masyarakat Hanya Jadi Penonton” -->

Iklan Muba

Menteri ATR/BPN Dorong Sulteng Bangkit Lewat Tanah Produktif, “Jangan Sampai Masyarakat Hanya Jadi Penonton”

Senin, 14 April 2025
.


Palu, fajarsumbar.com – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Wilayah BPN Provinsi Sulawesi Tengah sebagai bagian dari agenda percepatan transformasi agraria nasional. Dalam kunjungannya, Menteri Nusron menekankan pentingnya pengelolaan tanah secara produktif sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi daerah.


“Kita ingin ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh lebih pesat. Dan kuncinya ada pada tanah. Tanah harus menjadi alat produksi, bukan sekadar aset yang menganggur,” tegas Nusron di hadapan para pejabat dan media.


Menurutnya, pertumbuhan ekonomi yang sehat membutuhkan kegiatan usaha yang merata dan inklusif. Namun sayangnya, masih banyak lahan yang hanya dikuasai oleh segelintir pihak tanpa dimanfaatkan secara optimal. “Tidak boleh ada tanah yang ditelantarkan, apalagi jika itu menghambat masyarakat yang ingin berusaha. Tanah harus kembali ke fungsinya sebagai penggerak ekonomi,” ujar Nusron.


Ia juga menyoroti pentingnya keadilan dalam distribusi dan akses terhadap tanah. Pemerintah, menurutnya, berkomitmen untuk memastikan masyarakat luas – khususnya pelaku UMKM dan petani lokal – mendapat kesempatan yang adil untuk memanfaatkan tanah sebagai sumber penghidupan dan pembangunan.


“Jangan sampai masyarakat lokal hanya jadi penonton, sementara lahannya dikuasai korporasi tapi tidak dimanfaatkan. Kita harus ubah pola pikir itu,” imbuhnya.


Kunjungan kerja ini juga menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyukseskan program-program strategis agraria, termasuk penyelesaian sengketa tanah, redistribusi lahan, serta digitalisasi layanan pertanahan.


Dengan semangat reformasi agraria, Nusron Wahid mengajak seluruh elemen di Sulawesi Tengah untuk bersama-sama menjadikan tanah sebagai fondasi kemajuan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(*)