Padang – Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Pesisir Selatan pada Senin malam (7/4/2025) diduga dipicu oleh tingginya curah hujan yang disertai dengan akumulasi sedimen di aliran sungai, demikian disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat.
"Selain hujan deras, kami juga menduga banjir ini disebabkan oleh menumpuknya sedimen di sungai yang menyebabkan air meluap ke permukiman warga," ungkap Juru Bicara BPBD Sumbar, Ilham Wahab, pada Selasa di Padang.
Ilham menjelaskan bahwa banjir yang kerap terjadi dalam beberapa waktu terakhir membawa serta material seperti pasir, tanah, batu kerikil, dan kayu, yang kemudian mengendap di dasar sungai. Kondisi ini dinilai turut memperparah potensi banjir.
Namun demikian, pihak BPBD masih memerlukan kajian teknis yang lebih mendalam untuk memastikan apakah penyebab utama banjir yang merendam rumah warga di Nagari Amping Parak Timur, Kecamatan Sutera, serta di Nagari Lubuk Sariak, Kecamatan Lengayang, adalah sedimentasi atau semata karena curah hujan yang tinggi.
Ilham menambahkan bahwa kedua wilayah tersebut memang kerap dilanda banjir secara berkala, khususnya pada musim hujan. Pihaknya juga belum dapat memastikan apakah kejadian ini berkaitan dengan penurunan luas tutupan hutan di daerah tersebut.
"Wilayah tersebut memang sudah sering terdampak banjir saat musim hujan. Tapi kita belum bisa menyimpulkan apakah penyebabnya adalah pengurangan tutupan hutan atau perubahan fungsi lahan," jelasnya.
Banjir yang terjadi akibat meluapnya Batang Sungai Ampiang Parak dan Batang Sungai Lubuk Sariak Kambang Utara telah berdampak pada puluhan rumah warga di sekitarnya.
Berdasarkan laporan sementara dari BPBD, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, dan proses pendataan kerugian materiil masih berlangsung. "Tidak ada warga yang harus mengungsi, tetapi kami masih melakukan pendataan atas kerugian yang dialami masyarakat," tambah Ilham.
Ia juga mengingatkan masyarakat terdampak banjir agar waspada terhadap potensi penyebaran penyakit pasca-banjir, seperti penyakit kulit dan diare, yang umum terjadi setelah bencana banjir.(des*)