Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Buka Pelatihan Sekolah Lapangan Di Kabupaten Solok Selatan -->

Iklan Muba

Bank Indonesia Perwakilan Sumbar Buka Pelatihan Sekolah Lapangan Di Kabupaten Solok Selatan

Selasa, 20 Mei 2025

 

Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat Muhamad Abdul Majid Iqram, saat peragakan sebuah  logo sekolah lapangan di Menara Songket Solsel. (Abg


Solsel, fajarsumbar. com - Puluhan kelompok Tani dan perusahaan perkebunan dan Kopi pak Datuak  Solok Selatan dapat binaan dari Bank Indonesia BI Cabang Sumatera Barat dan  di undang untuk  pelatihan selama lima hari (20-25/5/2025). 

Selain kelompok Tani Kabupaten Solok Selatan, juga diundang sejumlah kelompok Tani Kab Kota se Sumbar. 

Panitia pelaksana sengaja mengambil lokasi pertemuan di Menara Songket Kasawan Seribu Rumah Gadang, Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, (Sumbar). 

Bank Indonesia BI Perwakilan Sumatera Barat gelar acara bertemakan "DAUN Dari nagari Untuk Negeri"

Hadir Sekda Provinsi diwakili oleh Sekdis Pertanian dan Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Ferdinal 

Kepala Perwakilan BI Sumatera Barat Muhamad Abdul Majid Iqram dalam sambutanya didepan puluhan kelompok tani mengatakan. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi petani, hari ini memulai lagi kegiatan sekolah lapang yang sebelumnya kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Pesisir Selatan. 

Alhamdulillah sudah dilaksanakan pertama kali di kabupaten Pesisir Selatan  yang pertama, dan hari ini sampai nanti tanggal 25 kita akan melakukan hal yang sama di Kabupaten Solok Selatan di mana Bank Indonesia memfasilitasi bapak-bapak ibu-ibu para petani untuk belajar mengenai metode tanam. 

Kegiatan ini juga salah satu mendukung program Bapak Presiden dalam mengatasi keterbatasan dan peningkatan produksi pangan nasional. 

Menurut kami ini cukup baik, karena di satu sisi metode ini diharapkan dapat dikatakan produksi produktivitas tapi di sisi lain juga mengurangi biaya operasional. 

bapak-bapak ibu-ibu hari ini kita  undang untuk berlatihnya di Solok Selatan enggak di lagi di Pesisir Selatan, karena kami juga ingin petani Solok Selatan ini meningkatkan dan memperluas  jaringan khususnya bagaimana kita bisa meningkatkan produksi padi di Solok Selatan ini. 

Jujur aja kalau kami perhatikan. Saya datang ke Solok Selatan ini  bulan Juli 2024 lalu, itu melihat produksi padi kita ini termasuk yang mohon maaf agak rendah ya kalau dibandingkan dengan daerah lain, makanya terprogram oleh BI Perwakilan Sumbar untuk memberikan pelatihan kepada petani Solok Selatan. 

Ini merupakan  tantangan kita semua, walaupun kita tahu generasi muda kita terbaik, tapi kalau kita hanya mengandalkan sistim lama kita akan tertinggal dengan teknologi sekarang ini.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) itu lebih menjelaskan, program daun dari nagari untuk negeri, dirancang untuk memberikan kontribusi dalam memperkuat perekonomian petani lokal melalui metode Tanpa Olah Tanah (TOT). Selain penghematan biaya pengolahan, percepatan tanam, musim tanam dan menekan biaya tanam.

Konsepnya pengendalian hama, pengembalian unsur hara, dan segmentasi tanah. Mudahan saja dapat memberikan kesejahteraan bagi para petani.

Kelompok tani yang dibina BI yang mengikuti sekolah lapangan di Solok Selatan sejak 20-25 Mei 2025 yakni dari Kabupaten Solok sebanyak 6 kelompok tani, dari Lima Puluh Kota dan Padang Pariaman masing-masing 2 kelompok tani, Padang Panjang 6 kelompok tani, Agam 4 kelompok tani, Solok Selatan 12 kelompok tani. Juga melibatkan PPL Lima Puluh Kota, Solok, Padang Panjang dan Genbi BI masing-masing 1 orang.

Di satu sisi metode meningkatkan produktifitas dan disisi lain mengurangi biaya pengolahan pertanian.

Ingin meningkatkan dan memperluas jaringan dari Pesisir Selatan ke Solok Selatan. Beras kita terbaik, namun kondisi pertanian masih kurang produksi padi organik ini.

Pestisida pupuk alami, BI mendorong sektor pertanian. Tidak hanya kontek produksi dan peningkatan pertanian. Bagaimana konsep penghijauan untuk mengurangi 

Petani muda, dia mendorong petani millenial dan banyak terdapat di Sumatera Barat.

Kelompok tani perlu di support lagi, kira-kira apa yang di perlukan. Jangan mahal-mahal. Alsintan bisa di kasih, kalau benih itu tanah pertanian. Dalam pelatihan mencoba memberikan penjelasan masalah digital. Dalam transaksi tidak lagi tunai, tapi non tunai atau pakai Kris.

"Bantuan benar-benar yang dibutuhkan dan ditinjau secara berkala ke lapangan untuk kebutuhan pertanian," jelasnya.

Kawasan wisata ini harus digital, pengembangan waqaf syariah sudah mengembangkan halal life style ekonomi syariah. Waqaf nantinya bisa dalam bentuk nontunai. Salah satunya, pengolahan buah. bisa digunakan waqaf.

Ponpes Darul Salah di Sumbar, mereka akan mengembangkan pertanian buah. Mereka akan kita kuncurkan waqaf untuk pengembangan usaha ponpes tersebut.

Silahkan kirim proposal, peningkatan pertanian daerah. Tahap I sekolah lapangan ini di laksanakan Pesisir Selatan dan tahap II di Solok Selatan.

Replikasi pertanian sebagai upaya mendukung ketahanan pangan. Program ini jadi bahan pertanian berkelanjutan untuk kesejahteraan petani

Sementara,  Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Barat Ferdinal Asmin mengatakan, pertanian hijau pertanian yang rendah emisi. Bertani aktivitas yang turun temurun dilakukan. Adopsi teknologi bergantung pada petani yang. Sekolah lapang ini yang di dorong teman-teman penyuluh. 

Program daun mencoba menginternalisasi kepada petani. Dinas Pertanian Perkebunan dan Perikanan Sumbar, bagaimana bisa hasil yang lebih baik. Terutama peningkatan ekonomi rumah tangga.

Memperluas kesempatan pada petani melalui program daun. Pemprov telah merilis sawah pokok murah.


Sekda Provinsi yang diwakili oleh Sekretaris Pertanian dan Perkebunan  Ferdinal mengatakan, Pihak Provinsi sangat mendukung program Bank Indonesia
(BI) dengan program DAUN ini dan kami apresiasi ini sebagai bentuk kolaborasi antara Perbankan dengan Petani. 

Salut kita kepada Bi dalam menangkap hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mesti kita lakukan ke depan biasanya kita rapat di BI berkaitan dengan pengendalian inflasi segala macam tapi kali ini membicarakan masalah pangan dan petani. 

Kemudian mengoperasionalkan dengan program DAUN ini untuk lebih melihat apa semestinya upaya yang mestinya kita lakukan apalagi tadi pimpinan BI  sudah menyampaikan ini juga untuk menangkap tantangan ke depan. 

kita untuk pembangunan ekonomi hijau pembangunan pertanian yang rendah emisi Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan kepada terutama kepada kawan-kawan penyuluh dan Bapak Ibu petani, bertani itu memang adalah aktivitas yang memang turun-temurun kita lakukan  meskipun ada kawan-kawan Penyuluh  yang mendampingi, tetapi adopsi teknologi di untuk peningkatan produktivitas pertanian kan bergantung pada penerimaan dari bapak ibu petani. 

Adakalanya memang kita itu kurang yakin ya apalagi petani  kurang yakin apakah memang bisa begini sehingga untuk meyakinkan memang perlu proses pembelajaran dalam konteks ini ada sekolah lapangnya yang kita terima. 

Sekolah lapang itu yang didorong sepertinya oleh kawan-kawan penyuluh dengan sekolah lapang itu sekolah lapang itu inti sebenarnya studinya petani petani yang belajar langsung melihat hasilnya langsung, sehingga bisa menimbulkan keyakinan tadi karena petani itu turun temurun, sudah terbentuk di dalam otak kita prediksi kalau petani ini harus begini, padahal sebenarnya kalau kita terapkan teknologi yang tepat dan benar, kita bisa mencapai hasil yang lebih maksimal itulah yang mungkin salah satu dengan program daun ini mencoba. 

menginternalisasi namanya mensosialisasikan itu kepada kita tentang program itu tadi, kami dari dinas pertanian dan Perkebunan Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat, tentu sangat mendukung sekali apa yang digagas oleh pihak BI, karena sejalan dengan apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan kita kebutuhan-kebutuhan di petani, itu adalah kebutuhan pertama itu kebutuhan kita untuk peningkatan kemampuan kita menghasilkan hasil yang lebih baik.

Kalau hasilnya lebih baik untuk mendapatkan manfaat terutama manfaat finansial bagi ekonomi rumah tangga, yang kedua itu tentu kita petani dan penyuluh memang mesti selalu menumbuhkan kemauan untuk berbuat berubah berubah untuk meningkatkan kemauan untuk berubah motivasinya.(Abg