Padang Pariaman, fajarsumbar.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M., meninjau langsung kerusakan infrastruktur akibat bencana di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (8/5/2025). Kunjungan ini difokuskan pada dua lokasi penting, yakni Jembatan Sikuliek di Kecamatan Batang Anai dan Jembatan Sikabu di Kecamatan Lubuk Alung, yang rusak parah akibat bencana hidrometeorologi basah dalam beberapa tahun terakhir.
Di Jembatan Sikuliek, Kepala BNPB menyatakan bahwa kerusakan telah berlangsung selama empat tahun tanpa penanganan memadai. Akibatnya, akses masyarakat sangat terganggu karena jembatan hanya dapat dilalui kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Ia menegaskan pentingnya percepatan perbaikan demi pemulihan mobilitas warga.
“Jembatan Sikuliek sudah lama rusak. Masyarakat jelas sangat terganggu. Ini jadi perhatian BNPB karena menyangkut kebutuhan dasar masyarakat,” kata Suharyanto saat peninjauan.
Ia menyampaikan bahwa BNPB telah menyiapkan skema bantuan melalui anggaran hibah rehabilitasi dan rekonstruksi. Proses realisasinya kini bergantung pada kesiapan proposal yang diajukan Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. Bila seluruh proses berjalan lancar, Suharyanto berharap pembangunan kembali jembatan bisa dimulai awal tahun 2026.
Kepala BNPB turut didampingi oleh Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis. Dari Jembatan Sikuliek, rombongan bergerak meninjau Jembatan Sikabu yang juga mengalami kerusakan serius akibat bencana tahun 2023. Sebelumnya, jembatan ini telah dibangun dengan bantuan dana hibah BNPB pada tahun 2020. Namun karena kembali terdampak bencana, sebagian struktur tidak lagi bisa digunakan.
“Jembatan Sikabu sempat dibangun pakai anggaran BNPB, tapi terkena bencana lagi. Sekarang sebagian tidak bisa dipakai. Kami akan cari solusi yang terbaik,” ujar Suharyanto.
Terkait bantuan berikutnya, Suharyanto menyatakan bahwa BNPB akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengkaji kemungkinan dukungan lanjutan, mengingat jembatan ini sudah pernah dibangun menggunakan dana pusat. Ia menegaskan bahwa prinsip kerja BNPB bukan hanya fokus pada tanggap darurat, tetapi juga pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
“Penanganan bencana tidak berhenti pada saat bencana terjadi. BNPB terus mendampingi daerah untuk pemulihan melalui rehabilitasi dan rekonstruksi. Ini penting agar masyarakat bisa bangkit kembali,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Suharyanto menjelaskan alur bantuan hibah BNPB. Pemerintah daerah harus menyusun proposal yang kemudian diajukan ke BNPB. Setelah diverifikasi, BNPB akan meneruskannya ke Kementerian Keuangan untuk penganggaran. Menurutnya, inisiatif dari pemerintah daerah sangat penting karena keterbatasan anggaran daerah kerap menjadi hambatan dalam proses pemulihan.
“Proposal dari daerah adalah pintu masuknya. Kami di BNPB siap mendampingi agar proses cepat dan tepat. Pemerintah pusat tentu tidak tinggal diam jika daerah sungguh-sungguh,” tambahnya.
Suharyanto juga menekankan bahwa pemerintah pusat melalui BNPB akan terus hadir membantu daerah, apalagi di wilayah yang sering mengalami bencana. Kolaborasi pusat dan daerah adalah kunci keberhasilan penanggulangan bencana yang berkelanjutan. Karena itu, ia mendorong agar pemerintah daerah tidak ragu berkoordinasi dan segera menindaklanjuti kebutuhan administrasi.
Bupati Padang Pariaman, John Kenedy Azis, menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan perhatian BNPB. Ia menyatakan kesiapan pemerintah daerah untuk segera menyiapkan dan mengirimkan proposal sesuai persyaratan.
“Kami sangat terbantu dengan kehadiran BNPB. Dukungan pusat sangat kami butuhkan, dan kami akan segera ajukan proposal,” kata John Kenedy Azis.
Kunjungan kerja ini membuktikan komitmen BNPB untuk hadir langsung di lapangan, memastikan persoalan bencana ditangani secara menyeluruh. Tidak hanya saat bencana terjadi, tapi juga dalam pemulihan infrastruktur vital yang menunjang kehidupan masyarakat. Dengan keseriusan pemerintah daerah dalam menyusun proposal dan dukungan penuh dari BNPB, diharapkan pemulihan Jembatan Sikuliek dan Sikabu segera terealisasi.
Peran BNPB sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana kembali diperkuat melalui aksi nyata di Padang Pariaman. Pemerintah pusat menaruh perhatian besar pada kesiapan dan ketangguhan daerah menghadapi bencana. Maka sinergi antara pemda dan BNPB akan menjadi fondasi penting dalam membangun Indonesia yang lebih siap dan tangguh menghadapi risiko bencana.(Saco)