![]() |
Apa Arti Gocap, Gopek, Goban, Ceban, Seceng dan Cetiao? |
Jakarta – Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap mendengar istilah seperti gocap, goban, ceban, hingga seceng saat berbicara soal uang. Meski sudah akrab di telinga banyak orang Indonesia, tak semua benar-benar tahu makna dan asal usul istilah-istilah tersebut.
Istilah-istilah tersebut digunakan secara informal dalam percakapan santai untuk menyebut nilai uang tertentu. Kata-kata ini merupakan hasil serapan dari bahasa daerah dan asing, terutama dialek Tionghoa Hokkian yang dibawa oleh perantau asal Fujian, China, dan telah menyatu dalam budaya lokal, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
Makna Istilah Uang Sehari-hari:
Gocap: Rp50
Gopek: Rp500
Goban: Rp50.000
Ceban: Rp10.000
Seceng: Rp1.000
Cetiao: Rp1.000.000
Meskipun tidak digunakan dalam bahasa formal, istilah ini kini sudah tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menandakan penerimaannya secara luas dalam percakapan masyarakat.
Asal Bahasa dan Pengaruh Dialek Hokkian
Sebutan-sebutan nominal tersebut sebenarnya berasal dari dialek Hokkian, yang lazim digunakan para pedagang Tionghoa di Indonesia. Misalnya:
Go berarti lima
Cap berarti sepuluh
Pek berarti seratus
Ceng berarti seribu
Jadi, gocap secara harfiah adalah "lima sepuluh" (50), gopek berarti "lima ratus", dan seterusnya. Seiring waktu, istilah ini menyebar luas hingga menjadi bagian dari bahasa gaul sehari-hari.
Contoh Bilangan dalam Dialek Hokkian:
Satuan:
1 = it, 2 = ji/no, 3 = sa, 4 = si, 5 = go
Puluhan:
10 = cap, 11 = cap it, 12 = cap ji, 50 = go cap
Ratusan:
100 = cepek, 200 = no pek, 500 = go pek
Ribuan:
1.000 = seceng, 3.000 = sa ceng, 10.000 = ceban
Istilah-istilah ini telah mengakar kuat dalam budaya urban Indonesia dan menjadi bagian dari identitas linguistik yang unik. Kini, bukan hanya digunakan oleh keturunan Tionghoa, tapi juga oleh masyarakat umum dari berbagai latar belakang.(BY)