Jakarta – Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana meluncurkan kembali program Bantuan Subsidi Upah (BSU) bagi pekerja dengan penghasilan di bawah Rp3,5 juta per bulan.
Program ini sejatinya merupakan kebijakan yang pernah diterapkan pemerintah saat masa pandemi COVID-19. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa nominal bantuan kali ini tidak sebesar yang diberikan pada saat pandemi, yaitu Rp600 ribu.
“Subsidi upah akan diberikan seperti saat masa COVID-19, namun besarannya lebih kecil dari Rp600 ribu,” ujar Airlangga, dikutip dari *detikcom* pada Sabtu (24/5).
Pada 2022, pemerintah sempat menyalurkan BSU sebesar Rp600 ribu kepada para pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta. Bantuan tersebut diberikan satu kali kepada penerima yang memenuhi kriteria tertentu.
Menurut informasi resmi dari laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, penyaluran BSU tahun ini akan dimulai pada 5 Juni 2025. Bantuan tersebut merupakan bagian dari enam stimulus ekonomi yang dirancang untuk memperkuat daya beli masyarakat.
Lima stimulus lainnya meliputi:
1. Diskon tarif transportasi umum**, mencakup potongan harga tiket kereta api, pesawat, dan kapal laut selama masa liburan sekolah.
2. Potongan tarif tol yang berlaku sepanjang Juni hingga Juli 2025, dengan target mencakup 110 juta pengguna jalan tol.
3. Diskon tagihan listrik sebesar 50 persen** selama dua bulan (Juni–Juli 2025), yang ditujukan kepada 79,3 juta pelanggan rumah tangga dengan daya listrik di bawah 1.300 VA.
4. Tambahan bantuan sosial, termasuk perluasan program Kartu Sembako dan bantuan pangan, untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
5. Perpanjangan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)** khusus bagi pekerja di sektor padat karya.
“Stimulus ini diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal kedua. Momentum ini kita manfaatkan untuk meluncurkan berbagai program yang bisa meningkatkan konsumsi masyarakat,” jelas Airlangga.
Sebagai informasi, pada kuartal pertama tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat hanya sebesar 4,87 persen, lebih rendah dibandingkan capaian kuartal pertama 2024 yang mencapai 5,11 persen.\(des*)