Harimau Sumatera Terluka Jerat Meninggal di TPS BKSDA Jambi -->

Iklan Muba

Harimau Sumatera Terluka Jerat Meninggal di TPS BKSDA Jambi

Kamis, 12 Juni 2025

 

Seekor harimau sumatera


Jakarta – Seekor harimau sumatera yang sebelumnya berhasil diselamatkan dari kawasan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) di Desa Suo-Suo, Kabupaten Tebo, Jambi, akhirnya mengembuskan napas terakhirnya di Tempat Penyelamatan Satwa (TPS) milik Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi. Harimau jantan berusia sekitar 5-6 tahun tersebut mengalami luka parah akibat jerat sling baja yang melilit tubuhnya.

Harimau itu sempat menjalani perawatan intensif selama 28 hari, namun kondisinya terus memburuk. Kepala Balai KSDA Jambi, Agung Nugroho, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan awal, tim medis menduga kematian harimau disebabkan oleh infeksi virus panleukopenia. Virus tersebut memicu gejala muntah dan diare berdarah yang terdeteksi melalui rapid test.

"Meski telah mendapatkan penanganan medis secara intensif, luka akibat jerat yang dalam membuat kondisi fisik harimau semakin melemah. Beberapa organ vitalnya juga mulai mengalami gangguan," ujar Agung dalam keterangan pers, Kamis (12/6/2025).

Memasuki hari-hari terakhirnya, harimau tersebut menunjukkan penurunan nafsu makan yang drastis. Bahkan, seekor kambing hidup yang dimasukkan ke dalam kandangnya tidak disentuh sama sekali. "Pada pagi hari sebelum meninggal, harimau muntah dan mengalami buang air besar disertai darah," tambahnya.

Menurut Agung, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan satwa dilindungi tersebut, mulai dari proses evakuasi di lapangan hingga penyesuaian fasilitas kandang untuk mendukung pemulihan. Namun, kondisi luka yang sangat serius akibat jeratan membuat nyawanya tidak tertolong.

Harimau itu sebelumnya ditemukan dalam keadaan sangat lemah setelah diperkirakan terjerat selama 3-4 hari. Luka di kaki depannya sudah mengalami infeksi berat hingga hampir memerlukan amputasi. Bahkan, jeratan tersebut menembus tulang kaki kiri depan dan menyebabkan aliran darah ke bagian bawah kaki terhenti, termasuk ke jari-jarinya.

Suhu tubuh harimau yang tinggi saat ditemukan juga menjadi salah satu indikasi infeksi serius yang dialaminya. Sejak saat itu, satwa langka ini dirawat intensif di TPS BKSDA Jambi, namun perjuangan tim medis belum cukup untuk menyelamatkan hidupnya.(des*)