Ketegangan Dunia Mengancam, Industri Mobil Bisa Terguncang -->

Iklan Atas

Ketegangan Dunia Mengancam, Industri Mobil Bisa Terguncang

Sabtu, 21 Juni 2025
Israel-Iran Perang, Gaikindo Waswas Kondisi Industri Otomotif. 


Jakarta – Meningkatnya ketegangan global akibat sejumlah konflik bersenjata menimbulkan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi dunia, termasuk sektor otomotif. Bahkan, sejumlah pengamat menyuarakan kekhawatiran akan potensi pecahnya Perang Dunia III jika konflik kian melibatkan negara-negara adidaya.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, mengungkapkan keprihatinannya atas meningkatnya eskalasi geopolitik. Ia menilai kondisi ini bisa memberikan dampak signifikan terhadap pasokan material dan kelangsungan produksi kendaraan bermotor.

“Saat ini konflik antara India dan Pakistan cukup menjadi perhatian karena kedekatannya dengan kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, ketegangan antara Iran dan Israel di Timur Tengah juga semakin meningkat, dan melibatkan dukungan dari negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Rusia,” ungkap Nangoi di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Menurutnya, jika konflik tersebut berkembang menjadi perang skala besar, maka industri otomotif akan menghadapi tantangan besar. Selain rantai pasok bahan baku yang terganggu, beban biaya impor juga akan melonjak.

“Jika situasi semakin memburuk hingga menimbulkan perang global, maka seluruh industri, termasuk otomotif, bisa mengalami keruntuhan. Mudah-mudahan skenario terburuk ini tidak terjadi,” lanjutnya.

Namun demikian, Nangoi masih optimis bahwa upaya diplomasi internasional dapat meredam ketegangan. Ia berharap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mampu memainkan perannya dalam menciptakan stabilitas global.

“Saya yakin PBB masih bisa berperan dalam menjaga perdamaian. Jika ketegangan dapat diredam dalam dua tahun ke depan, maka harapan pemulihan masih ada. Untungnya, Indonesia tidak berada di pusat konflik seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, atau konflik di Timur Tengah,” jelasnya.

Dengan posisi geografis yang relatif aman, Indonesia dinilai masih memiliki peluang menjaga kestabilan sektor otomotif selama kondisi global tidak memburuk lebih jauh.(BY)