Sapi Seharga Rp65 M, Dijaga 24 Jam dan Jadi Bintang Genetika -->

Iklan Muba

Sapi Seharga Rp65 M, Dijaga 24 Jam dan Jadi Bintang Genetika

Jumat, 06 Juni 2025

 

Sapi Termahal Dunia Harganya Rp 65 M dan Dikawal Bodyguard. 


Jakarta – Seekor sapi istimewa yang dijuluki Viatina-19 FIV Mara Móveis telah mencetak rekor sebagai sapi termahal di dunia setelah dilelang di Brasil. Nilainya mencapai sekitar USD 4 juta atau setara dengan Rp 65 miliar, menurut catatan Guinness World Records.

Sapi betina dari ras Nelore ini memiliki bobot 1.100 kilogram—dua kali lebih berat dari sapi sejenis pada umumnya. Ia dijaga ketat oleh petugas keamanan bersenjata dan diawasi kamera pengintai selama 24 jam.

Dilaporkan oleh *The Independent* dan dikutip dari *detikINET*, harga Viatina-19 tiga kali lipat lebih mahal dibandingkan pemegang rekor sebelumnya. Keistimewaannya tak hanya pada ukuran tubuhnya yang besar dan bulu putih bersih, tetapi juga pada kualitas genetik dan performanya dalam kontes sapi.

Pemilik Viatina-19 bahkan memasang dua papan iklan di jalan raya untuk memamerkan keunggulan sapinya dan mengundang publik menyaksikan langsung hewan luar biasa tersebut.

Meski para ilmuwan iklim menekankan pentingnya mengurangi konsumsi daging sapi demi menekan emisi gas rumah kaca dan menghambat deforestasi di Amazon, industri peternakan tetap menjadi pilar utama ekonomi Brasil.

Viatina-19 dianggap sebagai simbol keberhasilan upaya panjang Brasil dalam mengembangkan ternak berkualitas tinggi. Ia menjadi bintang dalam berbagai kompetisi dan menjadi sumber genetik unggul. Para peternak mengumpulkan sel telur dan sperma dari sapi juara ini untuk dikembangkan menjadi embrio, yang kemudian ditanamkan ke indukan lain dengan harapan menghasilkan generasi berkualitas serupa.

“Sapi elite tidak kami sembelih. Kami kembangkan. Dan pada akhirnya, mereka akan memberi makan dunia,” ungkap Ney Pereira, salah satu pemilik Viatina-19.

Tingginya harga sapi ini dipengaruhi oleh keunggulannya dalam membentuk massa otot secara cepat, tingkat kesuburan yang tinggi, serta kemampuannya mewariskan sifat-sifat unggul kepada keturunannya. Faktor seperti struktur tubuh, kekuatan kaki, perilaku jinak, hingga penampilan fisik juga menjadi pertimbangan utama.

Bagi para peternak yang ingin meningkatkan kualitas genetik ternaknya, satu sel telur Viatina-19 bisa dihargai hingga USD 250.000. “Ia mendekati sempurna. Sapi ini punya semua karakteristik ideal yang diinginkan para peternak,” kata Lorrany Martins, dokter hewan yang terlibat dalam pengembangbiakannya.

Sekitar 80% populasi sapi di Brasil berasal dari subspesies Zebu, termasuk ras Nelore yang dikenal sebagai sapi potong unggulan. Dengan lebih dari 230 juta ekor, Brasil merupakan negara dengan populasi sapi potong terbesar di dunia. Namun, ekspansi peternakan seringkali menyebabkan penebangan hutan Amazon secara besar-besaran dan emisi metana dari sapi turut memperburuk krisis iklim.

Pemerintah Brasil terus mencari solusi, termasuk melalui perbaikan genetika yang dapat mempercepat masa potong sapi demi menekan dampak lingkungan.

Sementara itu, Presiden Luiz Inacio Lula da Silva berupaya memperluas pasar ekspor daging sapi Brasil. Dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, ia sempat berseloroh kepada wakil presidennya, “Ajak Perdana Menteri Fumio makan steak di restoran terbaik di São Paulo. Siapa tahu minggu depan, ia mulai impor daging sapi kita.”(des*)