![]() |
. |
Padang, fajarsumbar.com – Setiap Selasa pagi, suasana Mesjid Ikhlas Pilakut di seberang Kantor Urusan Agama (KUA) Kuranji, Padang, selalu dipenuhi calon pengantin (catin) yang antusias mengikuti bimbingan perkawinan (Binwin). Kegiatan ini menjadi bekal penting bagi para pasangan untuk menyiapkan diri membangun keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah (SAMAWA).
Binwin bukan sekadar rutinitas, melainkan wadah edukasi yang dirancang untuk memperkuat mental, spiritual, hingga pemahaman hukum bagi calon pengantin. Materi yang diberikan pun komprehensif, mulai dari ajaran agama Islam, kesehatan reproduksi, hingga wawasan hukum keluarga, terutama terkait pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Bimbingan ini sangat penting agar para catin memahami hak dan kewajiban mereka. Kami ingin mereka siap membangun rumah tangga harmonis dan menghindari KDRT,” ujar Yudhi Frima Yuda, advokat dari DPC Peradi Padang yang rutin memberikan materi hukum di Binwin KUA Kuranji.
Yudhi menegaskan, apabila terjadi KDRT, para korban harus berani menggunakan hak-haknya untuk melindungi diri. Ia juga memastikan Pusat Bantuan Hukum (PBH) DPC Peradi Padang siap mendampingi korban agar memperoleh keadilan. “Catin harus melek hukum agar tidak menjadi korban ketidakadilan dalam rumah tangga,” tegasnya.
Sementara itu, materi keagamaan dibawakan para penghulu dan penyuluh agama KUA Kuranji dengan gaya komunikatif yang santai dan humoris, membuat suasana bimbingan kerap diselingi gelak tawa. Materi kesehatan pun disampaikan petugas Puskesmas, menekankan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi dan persiapan fisik sebelum menikah.
Salah satu momen yang paling dinanti para catin adalah simulasi ijab kabul. Dalam simulasi ini, catin pria berlatih mengucapkan akad nikah dengan benar, lengkap dengan susunan duduk pihak-pihak yang terlibat dalam prosesi pernikahan. Kegiatan ini terbukti membuat para catin lebih percaya diri menghadapi hari istimewa mereka.
“Setelah ikut Binwin, saya merasa lebih tenang dan siap menghadapi ijab kabul nanti,” ungkap Reju Prada Putra, salah satu catin asal Kuranji, dengan wajah sumringah.
Menariknya, selain menerima materi, para catin juga diuji kemampuan membaca Al-Qur’an dan bacaan salat. Ini dilakukan untuk memastikan pasangan memiliki bekal keagamaan yang memadai dalam mengarungi bahtera rumah tangga.
Jumlah peserta Binwin di KUA Kuranji bervariasi tiap pekan. Kadang diikuti hingga 40 pasang catin, namun pada Selasa (1/7/2025) tercatat hanya sembilan pasang yang hadir. Meski demikian, suasana tetap penuh keakraban dan antusiasme.
Karena keterbatasan ruang balai nikah, Mesjid Ikhlas Pilakut selalu menjadi pilihan utama lokasi pelaksanaan Binwin. Kehangatan suasana, materi yang mendalam, serta simulasi praktis membuat para catin pulang dengan bekal ilmu yang membuat mereka siap menapaki kehidupan rumah tangga dengan penuh keyakinan. (*)