Galanggang Arang Ditabuh, Jaga Warisan Dunia -->

Iklan Atas

Galanggang Arang Ditabuh, Jaga Warisan Dunia

Rabu, 08 November 2023
Gendang ditabuh tanda dimulai Festival Gelanggang Arang.


Padang Panjang, fajarsumbar.com - Kota Padang Panjang menjadi daerah pertama dimulainya perhelatan “Galanggang Arang” sebagai gelaran atas penetapan situs tambang batu bara Ombilin sebagai warisan dunia oleh UNESCO. 


Acara yang berlangsung di depan Dipo Stasiun Kereta Api Padang Panjang, Selasa (7/11), merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang bertujuan mengaktivasi dan memperkuat ekosistem Warisan Tambang Batubara Ombilin-Sawahlunto (WTBOS).


Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek yang diwakili Kepala Balai Pelestarian Budaya Wilayah III, Umri, S.S, M.Si mengatakan, kegiatan aktivasi dan penguatan ekosistem WTBOS berlangsung pada Oktober sampai Desember 2023 dengan melibatkan delapan kabupaten dan kota di Sumatra Barat.


“Kota Padang Panjang terpilih untuk yang pertama melaksanakan kegiatan ini. Tujuh daerah lain yang terlibat yaitu Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kota Solok, Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang, ”kata Umri.


Umri jmengucapkan terima kasih kepada Pemko Padang Panjang yang telah menunjukan komitmennya untuk menjaga WTBOS serta berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan Galanggang Arang ini.


“Kepada masyarakat yang ada di sekitar rel kereta api stasiun Padang Panjang diimbau untuk menjaga dan melindungi warisan budaya dunia ini. Mudah-mudahan kegiatan ini bermanfaat dan bisa memajukan kebudayaan yang ada,” harapnya.


Penjabat (Pj) Sekdako), Winarno, M.E, yang membuka kegiatan mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud Ristek yang telah menunjuk Kota Padang Panjang sebagai yang pertama memulai perhelatan Galanggang Arang.


Winarno menyebutkan, pemko mendukung kegiatan yang melibatkan banyak unsur masyarakat seperti ini. Ia juga mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada para panitia dan seluruh unsur yang terlibat, karena telah bekerja keras untuk menyukseskan kegiatan ini.


“Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat bisa tahu bahwa Stasiun Padang Panjang telah ditetapkan UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia. Untuk itu mari kita rawat dan jaga serta memanfaatkan warisan budaya ini dengan sebaik mungkin, sehingga betul-betul bisa berdampak positif,” ucapnya.


Kurator Galanggang Arang, Dr. Dede Pramayoza mengatakan dipilihnya Kota Padang Panjang sebagai lokasi pertama untuk perhelatan “Galanggang Arang” ini tak terlepas dari kisah masa lalu. Stasiun Kereta Api Padang Panjang merupakan penghubung dari tiga jalur kereta penting, yaitu ke arah Padang, Bukittinggi dan Solok.


Dede menyebutkan, adapun bentuk kegiatan di Galanggang Arang yaitu pendataan dan pemetaan, workshop, dialog warisan budaya, pertunjukan kesenian tradisional dan modern, bazaar, pameran WTBOS. Serta kegiatan untuk meningkatkan partisipasi publik dalam menjaga dan memanfaatkan salah satu warisan budaya ini.


Turut hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Divisi Regional II PT KAI Sumbar diwakili Kepala Aset, Vendri, Forkopimda, asisten dan staf ahli, kepala OPD, camat dan lurah, niniak mamak, bundo kanduang, tokoh masyarakat serta undangan terkait lainnya. (syam)