Begini Pendapat IWT Jabodetabek Terkait Maju Mundurnya Sawahlunto Saat Ini dan Masa Depan -->

Iklan Atas

Begini Pendapat IWT Jabodetabek Terkait Maju Mundurnya Sawahlunto Saat Ini dan Masa Depan

Selasa, 14 Mei 2024
Kegiatan halal bihalal IWT Jabodetabek di Universitas Trisakti Jakarta. (foto ist


Jakarta, fajarsumbar.com - Ikatan Warga Talawi (IWT) Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar halal bihalal IWT - Sawahlunto dengan tema 'bakumpuo basuo manjalin hati nan taurai jo hati nan suci', Minggu (12/5/2024) kemarin di Universitas Trisakti Jakarta. 


Berkesempatan hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat terpilih Bagas Panyusunan Nasution Daerah Pemilihan (Dapil) Sumbar 6 dari PKB dan Ketua DPRD Kota Sawahlunto Eka Wahyu S.E. 


Ketua IWT Jabodetabek, Dr. Rinaldi Rustam, ME. menyebutkan sejumlah tokoh Sawahlunto turut diundang dalam kegiatan tersebut, namun karena sedang terkendala banyaknya musibah yang melanda Kota Arang, sejumlah tokoh itu belum berkesempatan untuk hadir. 


Selain acara halal bihalal, Rinaldi Rustam mengatakan bahwa juga ada pembahasan tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Sawahlunto 2025-2045, bahwasanya memandang Kota Sawahlunto sebagai kota jasa berstandar internasional atau pariwisata internasional. 


"Sehingga harus dipersiapkan seperti hotel, fasilitas rumah sakitnya berstandar internasional, iven-ivennya harus diperbanyak lagi. Jadi, Sawahlunto itu dapat mendatangkan orang dari daerah tetangga seperti; Sijunjung, Tanah Datar, Dharmasraya, Solok dan sebagainya. Itulah yang kita harapkan dengan diadakannya iven-iven tersebut," imbuhnya kepada fajarsumbar.com melalui sambungan telepon, Senin (13/5/2024) malam. 


Disampaikan Rinaldi Rustam, Dosen Universitas Trisakti itu mengaku prihatin dengan kondisi jalan-jalan provinsi dan jalan nasional yang melewati 'Kota Wisata Tambang yang Berbudaya' dengan susah payah digagas oleh Almarhum Amran Nur. 


Ia mengaku, dalam acara halal bihalal IWT Jabodetabek telah menyampaikan kepada Bagas Panyusunan Nasution untuk melaksanakan perannya sebagai wakil rakyat Sawahlunto di tingkat provinsi agar memperbaiki kondisi jalan-jalan tersebut. 


"Tetapi yang sangat penting, walaupun Sawahlunto dengan tingkat kemiskinan terendah di Indonesia, akan tetapi kesejahteraan masyarakatnya biasa-biasa saja. Kita harapkan untuk 20 tahun kedepan, kesejahteraan masyarakat itu bisa meningkat dengan banyaknya iven-iven yang sifatnya internasional," ungkapnya. 


Rinaldi Rustam membayangkan sabtu-minggu atau hari-hari yang lain, masyarakat daerah tetangga berkunjung ke Sawahlunto dan yang sangat menguntungkan Kota Arang ini adalah banyaknya suku yang mendiami kota warisan dunia UNESCO atau biasa disebut dengan multietnis. 


Jadi dengan banyaknya suku tersebut, sehingga banyak peluang yang bisa diambil dari hal tersebut, seperti; budayanya, kulinernya dan lain-lain sebagainya. 


Ketua IWT Jabodetabek Rinaldi Rustam saat ini mengemban amanah sebagai Ketua Prodi Magister Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti, ia menaruh harapan besar sebagai orang rantau agar Sawahlunto kedepannya dapat menjadi pemerintah terdepan yang hadir di tengah-tengah masyarakat. 


"Artinya, bisa membantu menyelesaikan masalah perekonomian masyarakat, kesejahteraan dan sebagainya. Seperti apa yang telah dilakukan oleh Amran Nur. Seperti bantuan untuk UMKM, kemudian di tata lagi kota lama. Jadi bisa berkembang dan bukan itu-itu saja," ujarnya berharap. 


Rinaldi Rustam yang juga didapuk sebagai Konsultan Kebijakan Publik, sering memberikan saran dan masukan kepada pemerintah Kota Sawahlunto melalui wali kota yang sering berkunjung ke Jakarta terkait perekonomian maupun pendidikan. 


"Masalah utamanya bagi kita, banyaknya gedung-gedung bekas peninggalan tambang batubara tidak termanfaatkan dengan baik. Kita harapkan kepada wali kota kedepan untuk menyelesaikan, karena itu berdasarkan UU boleh kok dan gedung tersebut digunakan oleh pemerintah kota. Sama halnya seperti gedung-gedung di Kota Tangerang," ulasnya.


Selanjutnya, ia berharap pemimpin Sawahlunto kedepan mampu menyelesaikan persoalan tanah yang di Kandi. Sehingga dapat dikembangkan menjadi pusat pemerintahan dan pariwisata. 


"Sudah saatnya kita kepada wali kota terpilih nanti, kita tidak hanya sekedar memberikan kertas putih saja untuk diisi. Tapi ada kontrak-kontrak politik yang mereka harus jalankan," tegasnya. 


Terkait pemerintahan Kota Sawahlunto lima tahun belakang, dosen ilmu ekonomi tersebut mengakui belum ada yang mampu menyaingi kehebatan Almarhum Amran Nur. 


"Jika dibandingkan dengan kepemimpinan Amran Nur, memang jauh ya. Siapa pun pemimpin Sawahlunto nanti, pendapatan per kapita Sawahlunto itu sekitar Rp7,5 juta per orang per bulan. Sedangkan pengeluaran penduduk kita hanya satu juta per bulan, jadi ada ketimpangan karena tambang. Jadi sudah saatnya dirubah mindset dari mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan kesejahteraan," sambungnya. 


Diharapkan lagi, Sawahlunto kedepannya bukan hanya melaksanakan pembangunan fisik saja, akan tetapi yang paling utama adalah ekonomi masyarakat meningkat, sehingga pemerintah itu benar-benar hadir untuk mensejahterakan masyarakatnya dengan pariwisata yang berkualitas internasional. 


Terkait persoalan tanah di Sumatera Barat umumnya dan Kota Sawahlunto pada khususnya menjadi persoalan yang krusial sehingga menghambat masuknya investor. 


"Pemerintah Sawahlunto harus menjamin itu. Saya juga sering bergerak di kementerian, jadi APBN itu 73 persen masih di pusat, yang di daerah kan cuma 37 persen. Sebetulnya banyak proyek-proyek pusat itu yang bisa ditarik ke daerah. Sehingga kita berharap, SKPD-SKPD datang ke Jakarta untuk melobi orang pusat. Berarti SDM kita harus dipersiapkan untuk hal itu," katanya. 


Sebelumnya, Rinaldi Rustam telah menyarankan kepada pemimpin-pemimpin Sawahlunto sebelumnya agar mengajarkan kepada kepala-kepala dinas untuk berlari kencang mengambil dana-dana pusat. 


"Datang ke Jakarta itu, bukan hanya jalan-jalan saja. Tetapi harus membina hubungan dengan pemerintah pusat. Kalau ada peraturan-peraturan yang masih kurang, itu harus segera kita buat. Nah, kita dari akademisi siap membantu itu," terangnya. 


Diceritakan Rinaldi Rustam, selama ini dana desa dapat satu miliar, tapi desa pusing untuk mengelolanya. "Kemarin saya diminta oleh DPR RI untuk memberikan tanggapan dan saya sampaikan 7 tahun dana desa ini hanya untuk proyek-proyek yang sifatnya tidak jelas. Satu miliar itu sebetulnya banyak yang bisa dilakukan. Seperti 'mancik mati di lumbung padi' gitu kan. Uangnya ada, tapi tidak bisa termanfaatkan," urainya. 


"Yang saya lihat, SDM-nya yang kurang. Kurang gregetnya gitu kan. Dan yang kedua, kantor wali kota kita itu, sudah buruk sekali bentuknya. Jika dibandingkan dengan kantor wali kota yang lain, jauh betul bedanya. Jika bisa, dipindahkan saja ke wilayah Kandi dan manfaatkan gedung-gedung Ombilin itu," sambungnya. 


Rinaldi Rustam membayangkan kantor pusat Ombilin di Lapangan Segitiga bisa dijadikan kantor wali kotanya Sawahlunto. 


"Apalagi ada mimpi dari Amran Nur dengan adanya skyline diatasnya. Itu bakal bagus sekali. Saya sudah pernah lihat itu di Eropa sana. Tetapi kita harapkan wali kota kedepan punya visi, bukan hanya janji," imbuhnya. 


Sedangkan terkait Sumber Daya Alam (SDA) yang terkandung dalam isi perut bumi Kota Sawahlunto, Rinaldi menyebut bahwa pemanfaatannya harus jelas dan dikembalikan kepada UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) berbunyi, “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.


"Selama ini, seperti yang kita lihat, tambang batubara itu, pemerintah hanya dapat royalti dan pajaknya pun tidak seberapa. Harusnya itu banyak yang didapatkan untuk masyarakat. Sehingga ketimpangan yang terjadi. Lihatlah di Talawi, harga barang-barang jadi mahal semuanya kan? Jadi sudah seharusnya 20 tahun kedepan, kesejahteraan masyarakat yang paling diutamakan," pungkasnya. 


Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Sawahlunto Eka Wahyu juga memposting di akun media sosial Facebook miliknya terkait kehadirannya dalam kegiatan halal bihalal IWT Jabodetabek. 


"Halal bihalal Ikatan Warga Talawi, terimakasih dan senang rasanya bisa berkumpul dengan perantau-perantau Talawi yang ada di Jakarta, banyak sekali kita bercerita tentang bagaimana kemajuan untuk Kota Sawahlunto ini kedepannya. Semoga dengan ini silaturahmi kita semakin erat dan perantau Talawi semakin sukses," tulis Eka. (ton