Ribuan Warga Palestina Gelar Peringatan 'Nakba' di Israel Utara -->

Iklan Atas

Ribuan Warga Palestina Gelar Peringatan 'Nakba' di Israel Utara

Rabu, 15 Mei 2024

 

Peringati Nakba, 3.000 warga Palestina kibarkan bendera serukan diakhirinya perang Gaza.


Palestina  - Ribuan warga Palestina memperingati "Nakba" atau "malapetaka" pada Selasa (14/5/2024) dengan mengibarkan bendera dan berbaris di Israel utara. Mereka menuntut hak pengungsi untuk kembali ke tanah air mereka, mengenang pengungsian paksa selama perang tahun 1948 terkait pembentukan Israel.


Sebanyak 3.000 orang juga menyerukan akhirnya perang di Gaza dalam pawai di dekat kota Haifa. Return March, demonstrasi Palestina yang langka di Israel, diselenggarakan sambil perang berkecamuk di Jalur Gaza.


Dalam aksi ini, banyak warga Palestina mengibarkan bendera Palestina dan mengenakan jilbab keffiyeh. Mereka membawa botol air dan mendorong kereta bayi saat berjalan di jalan tanah, sambil menyerukan pembebasan dari pendudukan Israel.


Fidaa Shehadeh, Koordinator Koalisi Perempuan Melawan Senjata, menyebut peringatan ini sebagai bagian dari upaya pembebasan. Baginya, penting bagi semua pengungsi untuk kembali ke tanah air mereka.


Shehadeh, yang keluarganya mengungsi dari desa Majdal Asqalan selama perang 1948, menggambarkan pengalaman pahit keluarganya. Dia menekankan bahwa pengungsi tetap menjadi pengungsi, bahkan setelah 76 tahun.


Lebih dari sekadar peringatan, acara ini menjadi momen refleksi bagi Shehadeh dan keluarganya yang masih berjuang dengan realitas konflik. Mereka terus berharap untuk kembali ke rumah mereka, meskipun kepastian itu belum ada.


Shehadeh, seperti banyak warga Palestina lainnya, terus menjaga hubungan dengan kerabat di Gaza, meskipun terpisah oleh konflik dan blokade. Bagi mereka, pesan "selamat pagi" menjadi sumber harapan dan kehidupan.


Perang di Gaza, yang mengakibatkan ribuan korban jiwa, menjadi bagian dari narasi pahit Palestina-Israel. Meskipun perbedaan pandangan tentang siapa yang bertanggung jawab atas eskalasi konflik, harapan untuk perdamaian tetap rapuh di tengah ketegangan yang belum berakhir.(des)