Ratusan Omoda 5 Ditarik PT Chery Sales Indonesia Karena Risiko As Roda Patah -->

Iklan Atas

Ratusan Omoda 5 Ditarik PT Chery Sales Indonesia Karena Risiko As Roda Patah

Senin, 03 Juni 2024

Chery Omoda 5.

Jakarta – PT Chery Sales Indonesia (CSI) menarik kembali ratusan unit Omoda 5 karena ditemukan risiko patahnya as roda belakang akibat proses pengelasan yang tidak tepat.


Sebanyak sekitar 420 unit Omoda 5 1.5T, baik varian Z maupun RZ, terdampak oleh recall ini. Langkah ini diambil untuk memastikan kenyamanan dan keamanan konsumen di Indonesia.


Rifkie Setiawan, Kepala Departemen Merek PT Chery Sales Indonesia, menyatakan bahwa proses recall Omoda 5 masih berjalan. Salah satu kendala utama adalah sulitnya menentukan jadwal dengan konsumen.


“Saat ini progresnya sudah mencapai 90 persen, konsumen sudah datang. Kendala utamanya adalah menemukan jadwal yang cocok untuk konsumen datang ke dealer. Itu yang membuat proses ini lebih lama,” kata Rifkie di Jakarta Pusat, belum lama ini.


“Jika konsumen memiliki banyak waktu untuk datang kapan saja, tentu akan memudahkan kita dan mempercepat proses recall,” lanjutnya.


Rifkie menjelaskan bahwa jika konsumen tidak memiliki waktu untuk datang ke bengkel, pihaknya akan mengirimkan tim untuk memeriksa kondisi mobil. Jika dibutuhkan penanganan lebih lanjut, mobil akan dibawa ke bengkel menggunakan towing.


“Kami akan menjemput konsumen terlebih dahulu. Jika tidak memungkinkan, kami akan mengirim mobil layanan. Kami akan memeriksa kondisi mobil, dan jika masih oke, kami akan memberi tahu konsumen. Jika membutuhkan perawatan lebih lanjut, kami akan membawanya ke bengkel,” ujarnya.


Rifkie menargetkan permasalahan ini selesai pada pertengahan Juni 2024. Namun, ia menekankan bahwa hal ini tergantung pada jadwal yang sesuai dengan pemilik Omoda 5, sehingga proses bisa lebih cepat jika jadwalnya cocok.


Hingga saat ini, Rifkie mengklaim belum ada pergantian komponen pada Omoda 5 terkait masalah ini. Namun, ia mengakui bahwa masalah komponen yang terjadi serupa dengan di Malaysia, karena vendor yang ditunjuk tidak melakukan pengelasan dengan benar.


“Kami sudah mengeluarkan pernyataan resmi. Setelah dicek oleh pusat, ternyata masalahnya ada pada vendor. Vendor tersebut dalam masa produksi melakukan upgrade untuk pengelasan, namun ada kesalahan pada proses upgrade tersebut,” ungkapnya.(BY)